Headline
Setelah melakoni tenis dan olahraga di gym, aktor Christoffer Nelwan kini juga kerajingan padel.
Setelah melakoni tenis dan olahraga di gym, aktor Christoffer Nelwan kini juga kerajingan padel.
Keputusan FIFA dianggap lebih berpihak pada nilai komersial ketimbang kualitas kompetisi.
SERTIFIKASI halal pada sebuah produk di masa kini bukan lagi perihal anjuran agama tapi sudah merambah pada tahap meningkatkan nilai suatu produk.
Kepala Badan Penyelenggara Jaminan Produk Halal (BPJPH) Muhammad Aqil Irham mengatakan sebanyak 102 lembaga produk halal dari 41 negara yang submit ke PTSP SiHalal online. Mereka datang satu per satu harus menurunkan asesor atau verifikator ke negara tersebut untuk melihat proses kehalalan, seperti di Singapura dan 4 negara Eropa.
"Memang trennya sudah global dan anehnya mayoritas negara muslim, sekuler tapi mereka perhatian dengan halal seperti Italia, Prancis, Belanda, Belarus, Hongaria, Amerika Serikat, dan lainnya karena meraka menilai halal bukan lagi soal agama tapi soal branding, image, menjadi isu global sehingga kalau tidak halal tidak punya nilai kompetitif," jelas Aqil di Kantor BPJPH, Jakarta Timur, Jumat (4/11).
Sayangnya, lanjut Aqil, pelaku usaha di daerah menilai halal masih soal agama sehingga masih ada yang belum mengurus sertifikasi halal. Maka dari itu BPJPH intensif sosialisasi dan edukasi pelaku usaha mikro dan kecil. "Kalau untuk mikro dan kecil masih soal agama, industri kecil sampai besar sudah menilai daya tambah dan profitnya bertambah," ucapnya.
Namun halal juga merupakan isu sensitif yang mempengaruhi penjualan jika tersebar di sosial media terkait produk yang belum halal maka masyarakat dengan mudah blacklist produk tersebut dari daftar keinginan dan berpindah ke kompetitornya yang sudah memegang sertifikasi halal. (OL-15)
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved