Headline
Bartega buka kegiatan belajar seni sambil piknik, ditemani alunan jazz, pun yang dikolaborasikan dengan kegiatan sosial.
Bartega buka kegiatan belajar seni sambil piknik, ditemani alunan jazz, pun yang dikolaborasikan dengan kegiatan sosial.
Sekitar 10,8 juta ton atau hampir 20% dari total sampah nasional merupakan plastik.
KEPALA Seksi Surveilans Epidemiologi dan Imunisasi Dinas Kesehatan DKI Jakarta Ngabila Salama menuturkan deteksi dini dapat mencegah perburukan gejala hingga kematian anak akibat gagal ginjal akut atau 'acute kidney injury' (AKI).
Menurut dia, berdasarkan data, mayoritas pasien AKI yang meninggal dunia akibat terlambat dibawa ke RS. Pasien dibawa ke RS dalam kondisi sudah mengalami penurunan kesadaran sampai memiliki gejala gagal ginjal yakni frekuensi buang air kecil (BAK) berkurang atau tidak sama sekali.
Baca juga: Pembukaan KMAN VI di Tanah Tabi akan Diisi Pawai Budaya dan Ritual Penyerahan Tanah
Orangtua berperan penting untuk memantau kesehatan anak terutama gejala awal timbulnya gagal ginjal akut misterius.
"Gejala awal itu lemas, demam, batuk pilek, atau mual muntah. Kalau yang sekarang ini seringnya sudah ada penurunan kesadaran, BAK berkurang atau tidak BAK sama sekali baru dibawa ke RS," kata Ngabila dalam webinar Dinkes DKI yang disiarkan di Youtube, Sabtu (22/10).
Jika sudah memiliki salah satu gejala demam, muntah, mual, hingga batuk pilek sebaiknya orangtua segera membawa anak berobat. Dokter akan memberikan pengobatan sesuai tata laksana yang terbaik. Jika dalam 2-3 hari tidak membaik, orangtua diminta membawa anaknya berobat kembali untuk dilakukan pemeriksaan laboratorium.
"Jika memang terdeteksi adanya gangguan ginjal ringan, pasien akan dirujuk ke RS untuk mendapatkan tata laksana yang lebih cepat serta agresif sehingga tidak terjadi gagal ginjal akut yang memerlukan cuci darah," jelasnya.
Untuk melakukan deteksi dini tersebut, orangtua perlu memantau kesehatan anak setelah meminumkan sirup obat. Rata-rata gejala awal akan timbul 5-9 hari setelah terakhir kali minum sirup obat.
Gejala berat juga timbul rata-rata 5-9 hari setelah gejala awal muncul.
"Untuk itu perlu dilakukan pemantauan selama 10 hari dari terakhir kali meminumkan sirup obat," ujarnya.
Sementara itu, untuk mencegah anak agar terhindar dari penyakit ini, Ngabila menyarankan agar orangtua lebih intensif menjaga kesehatan anak seperti menerapkan protokol kesehatan, rajin membersihkan lingkungan, rajin mengajak anak mencuci tangan, mencukupi kebutuhan cairan, memakai masker, serta makan makanan bergizi. Sebab, dari dara WHO, malnutrisi serta cemaran bakteri seperti e.coli turut berkontribusi pada penyakit gagal ginjal akut misterius di Gambia.
"Jadi jaga jangan sampai anak sakit. Sehingga tidak perlu minum obat. Jikapun anak sakit demam, jika suhunya tidak sampai 38° Celcius bisa dikompres dengan kain hangat di lipat-lipatan tangan dan ketiak, cukupi kebutuhan cairan. Apabila sudah di atas 38° Celcius juga jangan terburu-buru beri obat tapi bawa ke dokter. Dokter akan memberikan puyer atau tablet. Sebab, sekarang ini pemberian obat sirup sudah tidak boleh," tuturnya.
Sementara itu, Ngabila menyebut sejak Januari hingga 22 Oktober 2022, sudah terdapat 86 kasus gagal ginjal akut misterius di Jakarta di mana 55% pasien meninggal dunia dan 24% mendapat perawatan. Sisanya telah sembuh. Dari 86 kasus tersebut, 17 kasus di antaranya menimpa anak usia 5-18 tahun dan mayoritas dialami anak usia 0-4 tahun. (OL-6)
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved