Headline

Reformasi di sisi penerimaan negara tetap dilakukan

Fokus

Operasi yang tertunda karena kendala biaya membuat kerusakan katup jantung Windy semakin parah

Menjelang Akhir Pandemi Tradisi Lisan Mulai Marak Kembali

Naufal Zuhdi
11/10/2022 19:33
Menjelang Akhir Pandemi Tradisi Lisan Mulai Marak Kembali
Ilustrasi.(Medcom.id)

TRADISI lisan di Indonesia, khususnya di Jakarta akhir-akhir ini mengalami kemajuan dan makin semarak terutama setelah mulai berakhirnya masa pandemi Covid-19. Pada saat pandemi Covid-19 masih marak, tradisi lisan mengalami kelesuan, terutama pementasan-pementasan di tempat umum, karena adanya pembatasan aktivitas, termasuk pementasan tradisi lisan. 

Koordinator Program Studi Sastra Indonesia Universitas Negeri Jakarta (UNJ), Erfi Firmasyah, M.A. Lit, mengatakan saat ini pagelaran ataupun pementasan tradisi lisan sudah mulai marak kembali.

Baca juga: Indonesia Masuk Fase Endemi Covid-19 jika Bulan Februari Kasus Landai

"Saat ini, seiring meredanya pandemi Covid-19, pagelaran atau pementasan tradisi lisan mulai marak lagi. Di Jakarta dan Bekasi misalnya, pementasan Lenong Betawi, Topeng Betawi, Palang pintu, dan wayang kulit Betawi mulai marak lagi. Sudah banyak lagi acara hajatan yang menampilkan tradisi lisan Betawi," terang Erfi saat dihubungi pada Selasa (11/10).

Walau mulai marak kembali, tradisi lisan ini menghadapi berbagai tantangan. Hal itu dapat dilihat dengan maraknya orgen tunggal yang memasang tarif dengan harga yang lebih murah.

"Cara mengatasinya misalnya dengan mengurangi kru pementasan lenong, topeng, wayang. Contoh sederhana dengan tidak menampilkan musik hidup, melainkan musik rekaman atau audio. 

Cara lainnya dengan menggugah kesadaran Pemerintah Daerah (Pemda) khususnya di Jakarta, Bekasi, Depok, Tangerang, untuk memberikan subsidi kepada sanggar-sanggar seni tradisi lisan agar dapat bersaing dengan organ tunggal. Kemudian dengan mengajak generasi milenial belajar tradisi lisan di sanggar-sanggar. Sanggar tersebut diberi subsidi dana oleh Pemda, agar siswa yang belajar tidak perlu membayar mahal, serta peralatan bisa dibeli, juga pelatih tradisi lisan dapat terjamin kesejahteraannya. (OL-6)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Astri Novaria
Berita Lainnya