Headline

Bartega buka kegiatan belajar seni sambil piknik, ditemani alunan jazz, pun yang dikolaborasikan dengan kegiatan sosial.

Fokus

Sekitar 10,8 juta ton atau hampir 20% dari total sampah nasional merupakan plastik.

Berinteraksi di Ruang Digital Perlu Etika

Mediaindonesia.com
30/6/2022 17:13
Berinteraksi di Ruang Digital Perlu Etika
Media sosial.(AFP/Denis Charlet )

Di era digital saat ini setiap orang dengan mudah terhubung melalui jaringan internet. Semua sekat seolah tidak ada lagi, bahkan dengan jarak geografis maupun budaya dan negara yang berbeda setiap orang kini bisa terkoneksi.

Untuk itu setiap individu pun harus berpikir bagaimana caranya berperilaku di media digital. Tidak lagi terbatas satu budaya dan golongan, bahkan kini setiap orang dituntut untuk bisa berkolaborasi satu sama lain. Karena itu diperlukan etika digital apalagi dengan masifnya penggunaan internet.

"Menurut HootSuit kini populasi Indonesia sudah mencapai 277 juta, pengguna selulernya mencapai 370 juta dan 204 juta di antaranya memakai internet dengan jumlah pemakai media sosialnya 191 juta," kata Relawan Masyarakat Anti Fitnah (Mafindo), Sotyaparasto Winajimursid saat webinar Literasi Digital wilayah Ngawi, Jawa Timur pada akhir pekan lalu

Penetrasi pengguna internet yang sangat luar biasa, data juga menunjukkan media sosial yang digunakan teratas adalah Whats'App dan Facebook. Dengan keragaman karakter, budaya, negara, serta unsur lain tentu bermedia digital memerlukan etika. Termasuk dalam berinteraksi di ruang digital, di mana sekarang banjir informasi menjadi permasalahan baru potensi akan beredarnya hoaks atau berita palsu maupun terjadinya perundungan digital.

"Kita harus harus selalu menyadari bahwa kita berinteraksi dengan manusia nyata di jaringan. Bukan sekadar deretan angka huruf di layar monitor. Namun dengan karakter manusia yang sesungguhnya," ujarnya lagi.

Tindakan etis bisa menjadi perisai saat individu terkena konten negatif. Caranya dengan memahamkan setiap masyarakat akan pentingnya literasi digital sehingga dapat menganalisa konten negatif. Melalui kompetensi literasi digital seseorang juga sudah secara otomatis bisa memverifikasi konten negatif dan terhindar dari menyebarluaskannya. Sebaliknya justru dengan pengetahuan literasi digital, individu akan menyibukan diri memproduksi konten positif yang bermanfaat. (OL-12)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Retno Hemawati
Berita Lainnya