Headline
Dalam suratnya, Presiden AS Donald Trump menyatakan masih membuka ruang negosiasi.
Dalam suratnya, Presiden AS Donald Trump menyatakan masih membuka ruang negosiasi.
Tidak semua efek samping yang timbul dari sebuah tindakan medis langsung berhubungan dengan malapraktik.
BALAI Besar Teknologi Modifikasi Cuaca Badan Penerapan dan Pengkajian Teknologi akan melakukan TMC kembali untuk pencegahan kebakaran hutan dan lahan di sejumlah wilayah.
"Barusan dapa instruksi dari KLHK agar kami segera memulai persiapan untuk pelaksanaan TMC di Sumatra Selatan dan Jambi," kata Koordinator Laboratorium Pengelola TMC Budi Harsoyo saat dihubungi, Selasa (17/5).
Baca juga: Perlu Gerakan Membenahi Tata Kelola Penanggulangan Penyakit Langka
Budi belum bisa merinci persiapan apa yang dilakukan untuk memulai operasi tersebut. Namun, mulai hari ini Budi menyatakan bahwa pihaknya akan langsung berkoordinasi dengan pihak-pihak terkait.
"Sedang kami koordinasikan dengan sejumlah pihak terkait. Masih menunggu konfirmasi dari rekan-rekan TNI untuk kesiapan jenis pesawat apa yang akan dipakai nantinya. Insya Allah minggu depan sudah bisa dimulai," beber dia.
Sebagai informasi, berdasarkan data yang diakses dari laman Sipongi KLHK, terdapat sejumlah titik panas di wilayah Sumatra Selatan. Yakni di Musi Banyuasin, Banyuasin, Musi Rawas Utara, Musi Banyuasin, Ogan Komering Ilir, Musi Rawas, Ogan Ilir, Penukal Abab Lematang Hilir dan Kota Prabumulih.
Sementara itu, di wilayah Jambi yakni Sarolangun, Tebo, Tanjung Jabung Barat, Sarolangun, dan Muaro Jambi.
Adapun, pada April 2022 lalu, operasi TMC tahap pertama telah dilaksanakan di Riau. Berdasarkan pemantauan yang ada, operasi TMC tersebut berhasil menihilkan hotspot dan TMAT gambut di beberapa titik meningkat.
Terpisah, Direktur Pengendalian Kebakaran Hutan dan Lahan KLHK Basar Manullang menungkapkan, upaya pencegahan karhutla yang dilakukan pemerintah antara lain dengan patroli pencegahan karhutla, baik secara mandiri oleh Manggala Agni, atau secara terpadu bersama anggota TNI, POLRI, Masyarakat Peduli Api (MPA) dan tokoh masyarakat.
Upaya lainnya yakni dengan penyadartahuan pencegahan karhutla melalui sosialisasi dan kampanye secara langsung dan melalui media, termasuk juga menggandeng organisasi keagamaan dalam kampanye pencegahan.
"Koordinasi dan komunikasi intensif antar stake holder terkait pengendalian karhutla dari tingkat pusat, daerah hingga ke tingkat tapak, peningkatan peran serta masyarakat melalui MPA dan MPA-Paralegal (berkesadaran hukum) dan pelaksanaan Operasi TMC," beber Basar.
Selain itu, upaya lainnya yang dilakukan yakni dengan melakukan penanggulangan, diantaranya monitoring dan deteksi dini hotspot yang terpatau karhutla monitoring system, melakukan verifikasi lapangan hotspot yang terpantau dan pemadaman darat secara dini maupun pemadaman udara jika diperlukan terutama di lokasi remote area.
Apabila terjadi karhutla, maka dilakukan penghitungan luas areal terbakar dan emisi karhutla serta penegakan hukum oleh KLHK dan Polri.
Basar menegaskan, sebagaimana arahan Presiden, dilakukan uji coba langkah untuk pencegahan karhutla yang lebih permanen melengkapi langkah monitoring hotspots dan patroli, yaitu dengan teknik modifikasi cuaca dikombinasikan dengan pengembangan dan pelaksanaan kegiatan kesadaran hukum masyarakat atau paralegal pada lokasi-lokasi yang sangat rawan karhutla.
"Selain itu presiden juga memberikan arahan melalui metode pentahelix, kerja sama antara pemerintah, masyarakat, dunia usaha, akademisi dan media dapat meningkatkan langkah pencegahan sehingga karhutla yang selalu terjadi setiap tahun tidak menimbulkan dampak yang semakin merugikan," pungkas dia. (OL-6)
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved