Headline
Berdenyut lagi sejak M Bloc Space dibuka pada 2019, kini kawasan Blok M makin banyak miliki destinasi favorit anak muda.
Berdenyut lagi sejak M Bloc Space dibuka pada 2019, kini kawasan Blok M makin banyak miliki destinasi favorit anak muda.
KEPEDIHAN tak terperi akibat tindakan main hakim sendiri juga dialami keluarga Abdul Hafiyz. Ia ayah Lutfi Erlangga Hafidz, remaja yang tewas karena dikeroyok. Kejadian itu terjadi di Tarumajaya, Kabupaten Bekasi, Minggu (6/2), pukul 01.00 WIB.
Erlangga atau akrab disapa Angga meninggal seminggu menjelang ulang tahunnya yang ke-17. Angga tewas akibat sabetan celurit oleh anggota geng motor setelah diteriaki maling oleh seseorang.
Sama seperti Wiyanto Halim, tewasnya Angga pun menjadi pemberitaan besar karena kasus main hakim sendiri itu menewaskan orang tidak bersalah. Pada saat kejadian, Angga sesungguhnya sedang mencari kucingnya.
Ketika hadir di acara Kick Andy, Abdul Hafiyz menuturkan almarhum ialah anak yang saleh dan berprestasi. Angga yang merupakan sekretaris OSIS saat di SMP pernah menjuarai lomba pidato bahasa Inggris antar-SMP tingkat kabupaten. Angga juga anggota kelompok tahfiz Quran dan sesungguhnya sedang akan dilantik sebagai wakil ketua pramuka di sekolahnya.
Hafiyz masih mengingat jelas saat-saat terakhirnya bersama sang anak. Setelah salat Isya, Angga pergi ke rumah tetangga untuk menitipkan kucing yang memang dipelihara secara bersama-sama. Pukul 21.00, Hafiyz yang merupakan seorang pengurus RT sempat menengok ke sebuah kafe di depan kompleks mereka yang sedang menyelenggarakan live music. Saat pulang ke rumah, ia sempat berpapasan dengan Angga yang mencari kucing.
Sekitar pukul 4 pagi, Hafiyz mendapat telepon dari Ketua RW dan sekuriti yang mengecek keberadaan Angga. Sekitar 10 meter dari gerbang kompleks mereka nyatanya sudah terjadi kerumunan berikut polisi dan ambulans.
Di situ, Hafiyz melihat Angga dengan wajah berlumuran darah. Dari keterangan polisi, Hafiyz mengetahui Angga masih mencari kucing dengan mengendarai motor hingga dini hari itu. Angga bahkan sampai mencari ke bawah mobil yang sedang mogok di depan ruko tidak jauh dari kompleks mereka.
Sayang, penjaga ruko tidak percaya dengan pengakuan Angga yang tengah mencari kucing dan malah meneriaki maling. Kebetulan, 30 meter dari ruko itu sedang berkumpul anak-anak geng motor Brother Stress hingga Angga langsung dihadang mereka.
Nahas, kelompok geng motor itu sudah dalam pengaruh minuman keras dan narkoba. Geng motor yang beranggotakan empat orang itu pun membawa senjata tajam karena hendak tawuran ke Jakarta Utara.
Tanpa banyak cakap, salah seorang anggota geng motor menebaskan celurit yang mengenai kepala Angga hingga terbelah sebesar telapak tangan. Angga yang terhuyung-huyung dari motor pun masih dipukuli lagi. Polisi sudah meringkus para pelaku yang rata-rata anak muda itu.
Meski masih sangat sedih, Hafiyz dan keluarga mencoba mengikhlaskan sang putra. "Takdir Allah bahwa anak adalah titipan, itu yang menguatkan kami bahwa sewaktu-waktu Allah akan ambil titipan-Nya. Yang ketiga, Allah akan berikan ujian kepada hamba-Nya sesuai kemampuannya, tidak akan melebihi kemampuan hamba-Nya," tuturnya.
Meski begitu, Hafiyz berharap para pelaku diberi hukuman yang setimpal agar kejadian serupa tidak berulang.. "Terlalu mahal nyawa harus menebus kesalahan yang belum tentu bisa dibuktikan dan bahkan jikapun kesalahan itu bisa dibuktikan, ada proses hukum yang seharusnya bisa dilalui. Jangan main hakim sendiri," pungkas Hafiyz. (*/M-1)
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved