Headline

Koruptor mestinya dihukum seberat-beratnya.

Fokus

Transisi lingkungan, transisi perilaku, dan transisi teknologi memudahkan orang berperilaku yang berisiko.

Sisi Positif Pandemi Covid-19, Reformasi di Sektor Publik

Zubaedah Hanum
26/3/2022 17:25
Sisi Positif Pandemi Covid-19, Reformasi di Sektor Publik
Ilustrasi(AFP)

SEBAGIAN besar negara sedang berjuang dengan situasi COVID-19 saat ini. Banyak yang harus jatuh, menderita, tetapi memilih untuk bangkit dan pulih. Di sisi lain, covid-19 juga telah membawa perubahan besar yang positif.

"A Blessing in Disguise” juga dapat kita rasakan sebagai berkah yang telah berhasil mempromosikan berbagai praktik baik dan inovasi di banyak sektor,” kata Reza Fathurrahman, Sekretaris Program Studi Pascasarjana FIA UI, dilansir dari laman resmi Universitas Indonesia.

Hal itu disampaikan pada webinar Peringatan Dies Natalis ke-7, Fakultas Ilmu Administrasi Universitas Indonesia (FIA UI) lewat virtual melalui webinar yang dihadiri kurang lebih 150 orang peserta, beberapa waktu lalu.

Webinar ini juga menghadirkan Reginald G Ugaddan dari University of the Philippines, Profesor Martani Huseini dari Universitas Indonesia, dan Profesor Mark Considine dari University of Melbourne.

Dalam kesempatan itu, Ugaddan membahas materi terkait Praktik Pemerintahan Inovasi Sistem Kepegawaian Utama di Filipina. Pada masa pandemi, ujarnya, Komisi Aparatur Sipil Negara di Filipina memiliki tujuan memperluas jangkauan ke semua pegawai pemerintah dengan membuat pembelajaran dan pelatihan yang dapat diakses melalui ponsel, tablet, dan komputer.

Cerita lain datang dari Indonesia. Martani menyampaikan bahwasanya ada beberapa 'berkah' yang diperoleh Indonesia melalui pandemi ini. Sebagian besar disrupsi terjadi karena lebih dominannya penggunaan teknologi di era pandemi, yang ternyata meningkatkan efisiensi, menurunkan harga produk dan layanan konsumen. "Karena penghapusan biaya distribusi yang penting,” ujarnya.

Di Australia, Mark Considine mengungkapkan, ada tiga hal utama yang dihadapi Pemerintah yang memengaruhi kompetensi dan kapabilitas pemerintah di pusat maupun di negara bagian.

Pandemi, tuturnya, telah mendorong adanya kebutuhan baru untuk meningkatkan kemampuan pemerintah dalam menangani bencana skala besar sebagai bentuk pelayanan publik penting.

"Bukan hanya sekadar pelayanan yang diberikan katakanlah sepuluh atau dua puluh tahun sekali,” ujarnya.

Dosen FIA UI, Janis Pieter mengatakan, ia  merekomendasikan pentingnya pengembangan arsitektur kebijakan baru  agar pemerintah dapat bekerja dengan cepat dan indikatif di era pandemi ini.

Selaku moderator, ia menyimpulkan, ketiga negara menghadapi kondisi yang beragam, memperoleh berkah yang berbeda, dan memiliki kebutuhan untuk menyelesaikan tantangan yang berbeda.

“Namun, kesamaannya itulah yang juga kami simpulkan, untuk menjadikan pandemi ini sebagai berkah, institusi harus bersiap menghadapi situasi yang tidak terduga, bahkan bisa lebih buruk dari pandemi,” kata Janis.

Ia menegaskan, koordinasi bersama kementerian, pusat, dan pemerintah daerah/negara bagian harus ditata ulang karena tidak ada yang bisa menghentikan perubahan ini. Sektor publik juga harus siap dengan strategi yang baik, menerapkan proses kebijakan yang transformatif, dan membangun orkestrasi yang lebih efektif dalam melakukan deliberasi keputusan makro kepada kebijakan mikro. (H-2)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Zubaedah Hanum
Berita Lainnya
Opini
Kolom Pakar
BenihBaik