Headline

AS ikut campur, Iran menyatakan siap tutup Selat Hormuz.

Fokus

Tren kebakaran di Jakarta menunjukkan dinamika yang cukup signifikan.

Mendagri: Tepat Kebijakan Presiden Atasi Pandemi dengan Pembatasan Bertahap

Mediaindonesia.com
18/3/2022 18:54
Mendagri: Tepat Kebijakan Presiden Atasi Pandemi dengan Pembatasan Bertahap
Tito Karnavian.(DOK Kemendagri.)

HASIL Survei Nasional Tim Pakar dan Epidemiolog dari Universitas Indonesia bersama Kementerian Kesehatan menunjukkan besarnya antibodi rakyat Indonesia.

"Kesimpulan survei kami mayoritas penduduk Indonesia mempunyai antibodi dari SARS-CoV- 2 sebesar 86,6%, baik dari riwayat terdeteksi atau telah divaksinasi," ujar Epidemiolog UI Pandu Riyono. Kesimpulan survei itu dilakukan pada Maret-Desember 2021 di 100 kota/kabupaten. 

Hasil survei nasional itu yang dipaparkan para ahli di depan Menteri Dalam Negeri M Tito Karnavian dan Menteri Kesehatan Boy Sadikin di kantor Kementerian Dalam Negeri Jakarta, Jumat (19/3/2022). Dengan hasil ini Mendagri tetap mengingatkan bahwa walaupun antibodi tinggi jangan ada euforia di masyarakat. "Tetap pakai masker jaga protokol kesehatan, karena antibodi tidak bisa mencegah inveksi, masker yang bisa mencegah infeksi," katanya.

Apalagi, masih ada 13,4% daerah yang memiliki antibodi rendah, seperti Kota Singkawang dan Puncak Jaya. Ini menjadi prioritas vaksinasi. "Daerah yang masih rendah akan kami genjot dengan vaksinasi," ujar Tito.

Dari data survei nasional inilah,  Tito menilai tepat kebijakan yang diambil Presiden Joko Widodo menghadapi pandemi covid-19. "Kalau kita total lockdown, human cost-nya terlalu besar, ekonomi juga tak berjalan dan kekebalan masyarakat hanya dari vaksinasi. Sementara jumlah rakyat kita sangat besar. Dengan limited restriction, terbukti kita lebih kuat, ada kekebalan alami karena infeksi maupun vaksinasi," ujar Tito.

Baca juga: Gerakan Donor Darah Perempuan Indonesia Sediakan Vaksinasi Booster di PIM 3

Menteri Kesehatan Boy Sadikin membenarkan yang disampaikan Mendagri agar tetap memakai masker, karena mencegah penularan. "Terbukti dengan kombinasi infeksi dan imunisasi membuat antibodi menjadi kuat. Jadi segera vaksinasi. Kemenkes akan melanjutkan survei ini ke depan karena sangat berguna bagi kebijakan yang berbasis bukti," ujar Boy Sadikin. (RO/OL-14)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Berita Lainnya