Headline

Kemenu RI menaikkan status di KBRI Teheran menjadi siaga 1.

Fokus

PSG masih ingin menambah jumlah pemain muda.

Dikti-Ristek: Anggaran Riset Indonesia Sangat Rendah

Faustinus Nua
10/2/2022 16:10
Dikti-Ristek: Anggaran Riset Indonesia Sangat Rendah
Ilustrasi Robot buatan Universitas Tadulako(ANTARA FOTO/Basri Marzuki)

PELAKSANA tugas Dirjen Pendidikan Tinggi, Riset dan Teknologi (Dikti-Ristek) Kemendikbud-Ristek Nizam mengungkapkan anggaran riset di Indonesia masih sangat rendah. Berdasarkan laporan Bank Dunia tahun 2019, anggaran riset di Tanah Air hanya mencapai angka 0,08% dari GDP.

"Kalau kita lihat laporan Bank Dunia 2019 itu anggaran penelitian di Indonesia masih sangat rendah 0,08% dari GDP," ujarnya dalam RDP bersama Panja Komisi X DPR RI, Kamis (10/2).

Nizam menerangkan angka tersebut sangat rendah bila dibandingkan dengan negara-negara ASEAN lainnya. Indonesia berada di bawah Kamboja dengan 0,12% dari GDP, Filipina 0,14%, Vietnam 0,44% dan Thailand 0,62%. Bahkan Malaysia mencapai 1,30% dan Singapura 2,18%.

"Ini sangat-sangat rendah di bawah Kamboja, Filipina, Vietnam dan lainnya," imbuhnya.

Baca juga: Raih WIA 2021, Peneliti BRIN Perkuat Riset Ilmiah Berstandar Global

Lebih lanjut, anggaran riset yang sudah sangat kecil tersebut, kata Nizam, ternyata masih didominasi anggaran pemerintah. Artinya keterlibatan swasta memang sangat rendah dengan hanya 26% dari 0,08% anggaran riset tersebut.

"Yang dari swasta kecil sekali, industri itu spending inovation hanya 26% dari yang sangat kecil tadi. Kebalikan dengan Thailand itu 73% pendanaan riset itu oleh swasta, privat sektor," jelasnya.

Oleh karena itu, melalui Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBKM), Kemendikbud-Ristek ingin mendorong dan mengakselerasi pendanaan riset. Lewat program Macthing Fund dan platform Kedaireka, kolaborasi dengan swasta bisa terwujud.

Tercatat, pendanaan Matching Fund sudah terealisasi Rp230.072.655 dengan kontrak dana dari industri mencapai Rp296.168.963. Angka tersebut merupakan sebuah peningkatan yang bisa mendukung riset dan inovasi di Perguruan Tinggi.

"Ini kita gunakan sekaligus pendanaan untuk program-program MBKM di Perguruan Tinggi dengan momobilisasi pendanaan dari mitra, baik industri, NGO, Pemda dan sebagainya. Dengan demikian maka dana untuk riset dan inovasi di Perguruan Tinggi itu menjadi 2 kali lipat. Jadi dengan bgitu kita meningkatkan pendanaan inovasi kita," tukasnya.(OL-5)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Berita Lainnya