Headline
Pemerintah merevisi berbagai aturan untuk mempermudah investasi.
Hingga April 2024, total kewajiban pemerintah tercatat mencapai Rp10.269 triliun.
MINUMAN kopi dan jamu tidak lagi dianggap kuno atau minumannya para generasi tua. Di tangan pengusaha yang kreatif ditambah lagi dengan strategi bisnis yang dikemas apik, kopi dan jamu kini menjadi minuman kekinian yang digandrungi kaum muda.
“Jadi kenapa saya milih jamu? Karena kita tinggal di Indonesia dan punya banyak berkat dari Tuhan. Kalau olah dengan cara kuno kan rasanya gak enak. Namun, saya merasa banyak yang bisa kita perkenalkan kembali,” kata CEO Suwe Ora Jamu Nova Dewi, dalam acara Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) Stories Media Indonesia bertajuk Memulai Startup Berbasis Kopi dan Ramuan Alam, kemarin.
Pada acara yang digelar di Festival PeSoNa Kopi Agroforestry 2022, di Gedung KLHK Manggala Wanabakti, Jakarta itu, Nova mengungkapkan, Indonesia memiliki 7.000 jenis tanaman yang berpotensi dijadikan minuman herbal buat kesehatan.
Namun demikian, saat ini baru 1.500 jenis tanaman yang diulik dan kemudian dikonsumsi masyarakat.
“Agar digemari masyarakat masa kini, saya mengemas Suwe Ora Jamu dengan cita rasa modern dan kemasannya pun cantik. Karenanya, saat ini pasar jamu tidak hanya menyentuh kalangan orang tua, tetapi juga digemari banyak anak muda,” jelasnya.
Lebih lanjut, Nova mengakui, dalam menjalani bisnisnya, tidaklah mudah. Terlebih lagi pada 2013, saat dirinya memulai membuka kedai jamu, minuman jamu belum populer di kalangan masyarakat luas khususnya anak muda.
“Saya masih percaya bahwa kerja keras, berdoa, namun hasilnya ya kita kembalikan pada alam. Bersyukur banyak support dari komunitas yang menjadikan Suwe Ora Jamu seperti sekarang,” tambahnya.
Hal senada juga dilakoni Founder Siki Coffee Asep Tarhono. Ia menyatakan, dengan memopulerkan kopi, dirinya memiliki tujuan untuk meningkatkan taraf hidup petani kopi lokal yang selama ini belum banyak dilirik masyarakat.
“Kita memiliki kualitas kopi luar biasa bagus. Untuk mendapatkan SNI saja, gak butuh waktu lama. Gampang banget. Dari situ saya yakin terhadap kualitas kopi kita,” ucapnya.
Fokus dan konsisten Lebih lanjut, Asep yang menggeluti bisnis kopi sejak 1984 itu mengungkapkan, dalam menjalankan bisnisnya ada empat hal yang dipegang teguh, yakni eksis, fokus, konsisten, komitmen dan continue.
“Dalam bisnis kita harus pegang empat hal itu dalam segala situasi. Karena bisnis untuk jangka panjang. Beda dengan jualan yang hanya untuk jangka pendek,” ungkapnya.
Pada acara yang sama, CEO Maka Group dan Founder Toko Kopi Tuku Andanu Prasetyo menambahkan, untuk mempertahankan bisnisnya, dirinya selalu berupaya mempelajari keinginan pasar. Ia mengakui, menciptakan market dalam satu bisnis bukanlah hal mudah.
Karenanya, investigasi secara menyeluruh tentang produk yang akan dipasarkan menjadi penting. Selain itu, meningkatkan brand awareness juga harus terus digencarkan.
“Saya selalu buka kesempatan sebesar-besarnya untuk meningkatkan produksi. Sekarang lagi naik ada permintaan susu nonsapi, dan kita hadirkan di produk kita. Semua akan selalu berkembang,” pungkas dia. (X-7)
Sebuah petisi kepada Administrasi Makanan dan Obat-obatan AS menyerukan larangan bahan kimia metilen klorida dalam proses dekafinasi kopi karena kekhawatiran terhadap kanker.
Minuman kopi susu asal ‘Negeri Ginseng’ ini punya keunikan tersendiri. Saat meminumnya, jangan berlama-lama, agar bisa menikmati pergantian rasa di dalamnya.
Akhir pekan ini, jalan-jalan ke Temu Bisnis Kemitraan Nasional Rantai Pasok (Kenarok) di Living World Alam Sutera, Tangerang Selatan, Banten, yuk!
Kopi adalah minuman favorit banyak orang di seluruh dunia, terkenal dengan kemampuannya untuk memberikan energi dan meningkatkan konsentrasi.
Salah satu menu yang ditawarkan adalah Rawon Iga, berupa iga sapi empuk dengan kuah keluwek khas rawon yang kaya rasa, disajikan dengan nasi putih dan telur asin.
Sejenak berjalan kaki dari Taman Ayodia di kawasan Jalan Barito, Jakarta Selatan yang sejuk nan hijau kita akan berjumpa dengan Sunyi Coffee.
Penetapan legalitas hutan adat mengutamakan prinsip kehati-hatian agar tidak menimbulkan masalah berkepanjangan di kemudian hari.
SEJAK lima tahun terakhir, pemerintah memiliki perhatian khusus terhadap redistribusi aset melalui program Reforma Agraria.
Masyarakat adat yanMasyarakat yang masih mengandalkan tradisi turun-temurun dalam pengelolaan hutan adat sering kali tidak berdaya saat menghadapi kepentingan pihak eksternal
Kawasan gunung tampak gundul. Pohonpohon ditebang, lubang-lubang bekas galian tambang pun terlihat jelas.
PADA 2020 berdasarkan data KLHK luas hutan di seluruh Indonesia mencapai 95,6 juta hektare.
PAVILIUN Indonesia memaparkan sejumlah upaya pengendalian perubahan iklim dan keberhasilannya di ajang Konferensi Perubahan Iklim PBB (COP-24) di Katowice, Polandia.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved