Headline
Dengan bayar biaya konstruksi Rp8 juta/m2, penghuni Rumah Flat Menteng mendapat hak tinggal 60 tahun.
Dengan bayar biaya konstruksi Rp8 juta/m2, penghuni Rumah Flat Menteng mendapat hak tinggal 60 tahun.
HASIL penelitian yang dibuat peneliti Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) harus bisa disosialisasikan kepada masyarakat luas melalui media massa.
Selain melalui peliputan hasil penelitian oleh media, gagasan atau karya peneliti LIPI bisa disebarkan secara langsung dalam bentuk opini di media massa.
Hal itu menjadi salah satu tujuan diselenggarakannya Pelatihan Penulisan Opini bagi para peneliti muda dan tingkat menengah LIPI, bekerja sama dengan Media Indonesia.
Pelatihan yang digelar di Media Center LIPI, Gedung Sasana Widya Sarwono, Kompleks LIPI, Jakarta, itu berlangsung 19-20 Mei.
"Kami ingin peneliti itu semua hasil riset bisa didiseminasikan kepada masyarakat melalui media massa. Kalau dalam penelitian, mereka menggunakan bahasa teknis. Untuk mengomunikasikan dengan masyarakat, harus dengan bahasa populer. Karena itu, perlu adanya pelatihan ini," kata Kepala Biro Kerja Sama, Hukum, dan Humas LIPI Nur Tri Aries Suestriningtyas kepada Media Indonesia, Kamis (19/5).
Kerja sama yang kedua kalinya itu, menurut Nur, mendapat antusiasme yang tinggi dari karyawan LIPI.
Karena banyaknya peminat, LIPI, lanjut Nur, harus menyeleksi dan membagi peserta pelatihan dalam dua bagian.
Meski demikian, kali ini, Nur menginginkan Pelatihan Menulis Opini bisa memberi keterampilan tambahan bagi para peserta pelatihan.
Karena itu, dalam materi pelatihan, selain sesi diskusi dan pemaparan redaksi Media Indonesia, juga diisi pemberian tugas bagi peserta menulis opini.
Direktur Pemberitaan Media Indonesia Usman Kansong mengatakan rubrik opini yang ada di media massa, memang disiapkan untuk menampung gagasan, pikiran, pendapat, dan sikap penulisnya.
Opini merupakan bagian dari karya jurnalistik yang terbagi dalam empat bagian, yaitu kolom, artikel opini, editorial, dan resensi.
"Kalau hasil penelitian dari LIPI hanya dituliskan dalam jurnal ilmiah, hanya kalangan terbatas yang tahu. Tapi dengan bahasa populer dituangkan dalam opini, akan lebih banyak masyarakat yang tahu," ujarnya. (Gnr/H-2)
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved