USAHA Mikro, Kecil dan Menengah telah mampu membuktikan kemampuannya dalam perekonomian Indonesia. Hal ini dapat dilihat dari besarnya penyerapan tenaga kerja yang diakibatkan dari eksistensi UMKM serta adanya penyumbangan Produk Domestik Bruto (PDB) Nasional.
Terlebih lagi terdapat beberapa program yang ditawarkan oleh pemerintah dengan tujuan untuk membantu proses penciptaan UMKM baru. Sehingga jika jumlah UMKM mengalami peningkatan. Salah satunya pada wilayah Kabupaten Belitung, Provinsi Babel.
Demikian disampaikan Dosen Universitas Tarumanagara Mei Ie lewat pernyataan tertulis, Minggu (26/12).
"Namun yang perlu diperhatikan , peningkatan jumlah UMKM yang terjadi belum tentu diikuti dengan peningkatan pemahaman mengenai konsep-konsep kewirausahaan. Pada akhirnya dapat berdampak pada pengimplementasian juga praktik dari UMKM itu sendiri," ujar Mei.
Menurut Mei, hal ini sangat disayangkan karena kesuksesan suatu usaha berhubungan positif dengan karakteristik kewirausahaan yang dimiliki oleh pelaku usaha itu sendiri.
Kewirausahaan merupakan kunci memaksimalkan efisiensi dari keseluruhan modal yang digunakan. Maka dari itu, tandasnya, membangun karakteristik kewirausahaan merupakan sesuatu yang penting. Pembangunan karakteristik ini dapat dilakukan melalui pengenalan akan ilmu kewirausahaan.
Oleh sebab itu, Mei mengatakan Universitas Tarumanegara membantu melakukan pendampingan kewirausahaan pada UMKM di Kabupaten Belitung. Tim Untar dikordinatori Mei Ie yang merupakan Dosen tetap Program Studi Manajemen, Fakultas Ekonomi & Bisnis, Hetty Karunia Tunjungsari (Dosen tetap Program Studi Manajemen, Fakultas Ekonomi & Bisnis.) Ariawan Gunadi (Dosen tetap Program Studi Ilmu Hukum, Fakultas Hukum,) Anny Valentina (Dosen tetap Program Studi Desain Komunikasi Visual, Fakultas Seni Rupa & Desain) serta Atalya Fransiska (mahasiswa Program Studi Manajemen, Fakultas Ekonomi & Bisnis). Kemudian ada juga Septihani Michella Wijaya (mahasiswa FEB - Manajemen)
Atalya Fransiska (mahaiswa FEB- Manajemen), Azka Zukhrufa (mahasiswa FSRD - Prodi DI), Meymey (mahasiswa FSRD - Prodi DKV), Michelle Chan (mahasiswa FSRD- Prodi DKV)
"Kegiatan yang dihadiri 100 UMKM diikuti sangat antusias untuk mendapatkan pendampingan kewirausahaan, tim Untar dan UMKM bekerja sama untuk mengidentifikasi permasalahan dan kebutuhan UMKM dalam menjalankan dan mengembangkan usahanya," jelas Mei
Dikatakan Mei, kegiatan pendampingan UMKM sebagai bagian dari kegiatan Bantuan Pendanaan Program Penelitian Kebijakan Merdeka Belajar Kampus Merdeka dan Pengabdian Kepada Masyarakat Berbasis Hasil Penelitian Perguruan Tinggi Swasta 2021 yang diselengggarakan Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi, Riset, dan Teknologi, Kemendikbudristek.
"Masih sedikitnya pemanfaatan dan perlunya pengarahan dalam menggunakan platform media sosial sebagai sarana pemasaran, merupakan satu dari beberapa hal yang perlu diperhatikan. Terlebih lagi mekanisme pasar yang semakin kompetitif, tentunya mengharuskan para pelaku UMKM untuk terus beradaptasi atas perubahan yang terjadi," ungkap Mei.
Ia melanjutkan, berbeda dengan perusahaan-perusahaan besar, UMKM lebih membutuhkan banyak persiapan untuk proses adaptasi ini. Selain itu, kemampuan menjangkau pasar yang masih terbatas dikarenakan modal dan fasilitas yang minim.
Dengan segala keterbatasan yang ada, Mei mengutarakan semangat para pelaku UMKM Kabupaten Belitung untuk terus maju dan berkembang serta menjadi UMKM yang naik kelas terus berkobar. UMKM di Kabupaten Belitung, kebanyakan bergerak dalam bidang Food and Beverage (FnB), telah memiliki kualitas produk yang sangat baik. Apalagi bila kualitas produk dibarengi dengan kemasan memadai yang menampilkan informasi dengan baik dan lengkap, maka hal tersebut akan lebih dapat meningkatkan kelas dari produk UMKM tersebut..
Di lain sisi, proses penjualan produk kebanyakan dilakukan dengan sistem preorder. Hal ini dapat membantu para pelaku usaha untuk memaksimalkan modal dan mengurangi production cost atau biaya produksi, hingga menghindari kerugian dalam jumlah besar. Namun dengan sistem penjualan seperti ini, terdapat juga dampak yang dapat membuat jalannya UMKM menjadi kurang optimal. Yaitu tidak adanya ketersediaan produk semisal terdapat konsumen yang ingin membeli secara tiba-tiba.
"Jadi dapat disimpulkan bahwa permasalahan umum yang ditemukan pada UMKM di Belitung adalah terkait dengan digitalisasi, kemampuan menjangkau pasar, penggunaan kemasan produk, serta penerapan manajemen persediaan yang kurang optimal, " ujar Mei Ie
Adapun Hetty Karunia Tunjungsari menambahkan, guna mengatasi permasalahan dan kekhawatiran yang ada, tim Untar membantu para pelaku UMKM dengan mengadakan pendampingan kewirausahaan. Hal ini dilakukan dengan tujuan untuk meningkatkan kinerja dari UMKM di Kabupaten Belitung sehingga nantinya dapat memasarkan produknya dengan menggunakan sarana media sosial ( medsos). Selain itu diharapkan dapat meningkatkan loyalitas konsumen karena kualitas dan kemasan produk yang baik, serta dapat menjangkau pasar lebih luas dengan manajemen persediaan yang optimal.
Adapun waktu kegiatan telah berlangsung tanggal 15–17 Desember 2021. Kegiatan ini bertujuan mengidentifikasi kebutuhan UMKM dalam mengembangkan pemasaran produknya.
"Kegiatan ini membantu para pelaku UMKM membuat desain pemasaran produk, label produk hingga desain media sosial untuk memasarkan produk. Kegiatan utama ini juga dilakukan dengan sesi wawancara yang bertujuan untuk menggali lebih dalam terkait informasi berupa kekuatan, kelemahan, potensi bahkan permasalahan dari UMKM," ujar Hetty.
Hetty melanjutkan, menyadari betapa penting UMKM untuk naik kelas, maka akan lebih baik lagi jika kegiatan pendampingan kewirausahaan dapat dilakukan secara intensif, baik di wilayah Belitung ataupun di wilayah-wilayah lainnya.
"Jika kemampuan UMKM yang sekarang ini saja sudah dapat berdampak pada perekonomian Indonesia, bayangkan akan sebesar apa dampak yang dapat kita rasakan jika UMKM dijalankan dengan lebih maksimal disertai dengan pemahaman kewirausahaan yang lebih baik," pungkas Hetty. (OL-8)