Headline

. AS kembali memundurkan waktu pemberlakuan tarif resiprokal menjadi 1 Agustus.

Fokus

Penurunan permukaan tanah di Jakarta terus menjadi ancaman serius.

Indonesia Dorong Tiga Agenda Sektor Kesehatan di Presidensi G20

Ant
16/12/2021 22:53
Indonesia Dorong Tiga Agenda Sektor Kesehatan di Presidensi G20
Menkes Budi Sadikin(Setkab)

MENTERI Kesehatan RI Budi Gunadi Sadikin mengatakan ada tiga agenda di sektor kesehatan pada Presidensi G20 Indonesia yang sejalan dengan agenda utama transformasi arsitektur kesehatan global.

"Pertama, membangun ketahanan sistem kesehatan global. Saat ini Indonesia dibantu tim Bank Dunia dan tim dari World Health Organization (WHO) menyusun dan membangun mekanisme global health fund," kata Budi Gunadi Sadikin melalui siaran pers, Kamis (16/12).

Dalam kegiatan Webinar Nasional Peluncuran Science20 dalam Presidensi G20 Indonesia 2022 secara virtual Budi mengatakan Indonesia perlu bekerja sama dengan negara maju juga perusahaan internasional berskala besar untuk akses pendanaan untuk vaksin, obat-obatan, dan lainnya saat terjadi krisis kesehatan.

Agenda kedua yaitu, menyelaraskan standar protokol kesehatan global. Budi mencontohkan ketika ia pergi ke Italia, Inggris, dan beberapa negara, peraturan terkait PCR, karantina, dan lainnya berbeda di masing-masing negara.

Maka ia mendorong agar sistem tersebut diubah dengan memiliki standar yang sama di seluruh dunia sehingga semua data yang dibutuhkan tersedia, seperti layaknya paspor di bidang imigrasi. “Indonesia sudah mengintegrasikan PeduliLindungi dengan aplikasi Tawakkalna yang ada di Arab Saudi. Juga sedang berjalan dengan ASEAN Communities dan European. Diharapkan pada Leader Meeting sudah selesai,” katanya.

Agenda ketiga yaitu mengembangkan pusat manufaktur dan pengetahuan global untuk pencegahan, kesiapsiagaan, dan respons terhadap pandemi. "Jangan hanya di negara yang pendapatannya tinggi saja namun juga di negara lain," katanya.

Ia mengatakan Indonesia saat ini sedang bekerja sama dengan WHO dan lembaga kesehatan dunia lainnya agar terjadi redistribusi manufaktur, tidak hanya vaksin namun secara keseluruhan. “Paling penting adalah mendistribusikan knowlegde atau kompetensinya. Harus ada transfer pendidikan dari universitas maupun institusi dari negara maju ke negara berkembang agar membangun global network of knowledge,” pungkas Budi. (OL-8)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Polycarpus
Berita Lainnya
Opini
Kolom Pakar
BenihBaik