Headline

Kenaikan harga minyak dunia mungkin terjadi dalam 4-5 hari dan akan kembali normal.

Fokus

Presiden menargetkan Indonesia bebas dari kemiskinan pada 2045.

Di Era Digital, Kemampuan Empati dan Sosialisasi Anak Harus Diasah

Basuki Eka Purnama
27/11/2021 08:45
Di Era Digital, Kemampuan Empati dan Sosialisasi Anak Harus Diasah
Anak bermain sepak bola di Sekolah Alam Empathy Center, Desa Pejeng Kangin, Gianyar, Bali.(ANTARA/Nyoman Hendra Wibowo)

PSIKOLOG Klinis Fungsional RSUP Dr Sardjito Indria Laksmi Gamayanti mengatakan kemampuan berempati dan bersosialisasi pada anak-anak perlu diasah untuk meminimalisasi dampak negatif dari digitalisasi.

"Hal yang paling sederhana, keterampilan orang untuk bersosialisasi bisa menjadi berkurang. Kalau ini (terjadi) sejak kecil, dibutuhkan untuk mengembangkan kemampuan berempati dan bersosialisasi," ujarnya dalam webinar, Kamis (25/11).

"Terlebih, digitalisasi di masa pandemi menjadikan pertemuan tatap muka sebagai sesuatu kelaziman sehingga orang menjadi lebih nyaman dengan situasi yang serba bisa digital dan tidak mengharuskan bertemu secara langsung dengan orang lain," tambah Gamayanti.

Baca juga: Vaksinasi Rabies Tekan Risiko Kematian 'Anak Bulu'

Menurut Gamayanti, banyak anak-anak yang mengalami berbagai keluhan akibat perubahan proses pembelajaran menjadi daring. Hal tersebut juga ditemukan Satgas IPK Indonesia untuk Penanggulangan Covid-19.

"Banyak anak yang cemas, harus menyesuaikan diri, terlebih untuk anak-anak berkebutuhan khusus, mereka sulit sekali menyesuaikan diri dengan sistem belajar online," tutunya.

Sebagai psikolog klinis, pihaknya mengatakan telah melakukan sejumlah upaya untuk menjawab permasalahan tersebut, seperti melakukan konseling melalui orangtua dan guru serta melakukan terapi secara langsung pada anak-anak, baik secara daring maupun luring.

"Walaupun (saat ini) kita terpaksa online, kita bisa mengajak beberapa remaja untuk berdiskusi bersama kemudian dipandu sehingga mereka juga bisa menceritakan pengalamannya dan bermain bersama secara daring," katanya.

Meski demikian, ia juga mendorong agar anak-anak ini dapat melakukan aktivitas-aktivitas luar ruangan yang lebih banyak dengan mengikuti protokol kesehatan sehingga proses tumbuh-kembang anak tidak terganggu.

"Bagaimana pun juga keterampilan untuk bersosialisasi secara langsung ini juga menjadi lebih penting dan akan berkembang menjadi lebih banyak ketika kita bertemu langsung, empati juga lebih terasah," ujar Gamayanti.

Psikolog Klinis dan Forensik Adityana Kasandravati Putranto mengatakan situasi pandemi memang telah menghadang aktivitas tatap muka dan mengharuskan anak-anak berinteraksi melalui gadget, ditambah hanya berdiam diri di dalam rumah.

Meski demikian, katanya, orangtua juga dapat mendorong anak-anak untuk melakukan permainan yang bersifat sportivitas, seperti olahraga atau permainan serta budaya lokal yang mengandung nilai-nilai sosial sehingga kemampuan berempati dan bersosialisasinya dapat terasah.

"Anak-anak bisa mengembangkan kemampuan empati itu juga bergantung apa yang dia lihat sepanjang masa kehidupannya," tutur psikolog lulusan Fakultas Psikologi UI itu. (Ant/OL-1)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Berita Lainnya