BADAN Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) mendorong pemerintah daerah Kota Batu, Jawa Timur untuk menetapkan status tanggap darurat dan membentuk klaster pendukung percepatan penanganan bencana.
"Perlu adanya status darurat bencana, disarankan dua minggu ke depan, kemudian mendirikan posko utama dan membentuk klaster-klaster antara lain klaster pencarian, klaster yang mengurus pengungsi, logistik, dapur umum, psikosial, klaster sarana pra sarana, klaster kesehatan dan klaster pemulihan untuk mengurus terkait pendataan rumah yang rusak," ungkap Sekretaris Utama Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Lilik Kurniawan dalam keterangan resmi, Jumat (5/11).
Ia juga mengimbau agar pemerintah daerah meningkatkan kesiapsiagaan terkait kemungkinan adanya bencana susulan, mengingat musim hujan masih akan berlangsung hingga beberapa bulan ke depan.
"Mengantisipasi bahaya susulan, hujan belum berhenti kemungkinan sampai Desember bahkan Januari masih akan turun hujan, harus ada sistem peringatan dini yang dibangun, minimal ada petugas yang memantau keadaan di atas (hulu sungai) untuk kemudian diinformasikan ke posko," pungkasnya.
Baca juga : Kepala BNPB Minta Pemda Kota Batu Utamakan Penyelamatan Warga
Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Batu Agung Sedayu menjelaskan perkembangan penanganan bencana banjir di Kota Batu.
Ia menjabarkan, sejak semalam total alat berat diturunkan 7 unit, dump truck 7 unit, truk tangki 2 unit dikerahkan untuk percepatan penanganan pascabanjir di Kota Batu.
Hingga Jumat (5/11) pukul 11.00, BPBD mencatat terdapat belasan rumah rusak dan 142 warga mengungsi akibat banjir bandang
"Kerugian tercatat oleh kami ada 17 unit rumah rusak, 28 motor rusak, 4 mobil rusak, 8 hewan ternak hilang dan 142 warga mengungsi ke rumah kerabat yang lebih aman," lanjutnya. (OL-7)