Headline

Koruptor mestinya dihukum seberat-beratnya.

Fokus

Transisi lingkungan, transisi perilaku, dan transisi teknologi memudahkan orang berperilaku yang berisiko.

Dokter Onkologi di Indonesia Masih Sedikit dan tak Merata

M. Iqbal Al Machmudi
03/11/2021 12:30
Dokter Onkologi di Indonesia Masih Sedikit dan tak Merata
Dokter(Ilustrasi)

KEMENTERIAN Kesehatan (Kemenkes) menyebut jumlah dokter onkologi sangat sedikit dan tidak merata di seluruh daerah.

Subkoordinator Rumah Sakit Pendidikan Kemenkes, Wiwi Ambarwati mengatakan jumlah dokter saat ini diakui masih kurang dan distribusinya yang belum merata sehingga kebutuhan masih dan itu yang menjadi tantangan saat ini.

Baca juga: Hindari Kemasan Logam dari Besi, Ini Bahaya Karat Jika Tertelan

Sehingga rencana ke depan untuk pemerataan tentunya ada strategi yang dicanangkan Kemenkes untuk pemerataan kapasitas tenaga medis terutama dokter spesialis onkologi.

"Antara lain memanfaatkan teknologi digital pelayanan kesehatan. Strategi ada 3 yaitu memperluas pelayanan telemedicine, menerapkan aplikasi rekamedik elektronik, dan menyiapkan regulasi mengenai digitalisasi pelayanan kesehatan," kata Wiwi dalam webinar Breast Cancer Experts Network (BCEN) Selasa (2/11).

Dengan strategi tersebutlah diharapkan memiliki data individu yang terkumpul sehingga bisa menganalisis kebutuhan di sektor pelayanan dan bisa mengembangkan kembali pelayanan kesehatan.

Kementerian Kesehatan mencatat jumlah dokter spesialis penyakit dalam sekaligus konsultan hematologi dan onkologi di Indonesia hanya 139 dokter dengan sebaran di 17 provinsi.

Sementara dokter spesialis bedah onkologi hanya 217 orang yang sebarannya hanya di 28 provinsi di Tanah Air. Untuk dokter spesialis onkologi radiasi jumlahnya 118 dokter dan yang lebih sedikit lagi ialah dokter spesialis hematologi dan onkologi anak yang jumlahnya hanya 80 dokter.

Menurut Ketua Perhimpunan Onkologi Indonesia dr Aru W Sudoyo jika jumlah dokter onkologi di Indonesia tidak bisa dipenuhi dalam waktu dekat maka bisa memanfaatkan teknologi melalui zoom atau aplikasi lainnya.

"Saat ini dengan Whatsapp dan Zoom sudah mendekatkan dokter dengan pasien dan para ahli jauh dengan lebih efektif dibandingkan sebelum pandemi," ujarnya.

Kesulitan saat pandemi telah memberikan sarana yang lebih efisien untuk pertemuan antara pasien dengan dokter. Efektivitas tersebut tentunya tetap harus dilakukan pengecekan dengan datang secara langsung melakukan pemeriksaan dengan dokter. (OL-6)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Astri Novaria
Berita Lainnya