AHLI epidemiologi dari Griffith University Australia, Dicky Budiman, mengungkapkan varian Delta masih mendominasi perburukan kasus covid-19 di Malaysia, Singapura, Thailand, dan Vietnam.
"Masih delta varian yang mendominasi perburukan situasi di Malaysia Singapura Thailand dan Vietnam," kata Dicky kepada Media Indonesia.
Dia menjelaskan walaupun Delta plus sudah teridentifikasi di Thailand dan Singapura namun hal ini masih awal dan artinya potensi perburukan yang tergantung juga perkembangan dari delta plus atau sub varian.
"Namun yang menjadi perburukan adalah terutama penyebabnya masih Delta plus dan lemahnya kombinasi antara 5 M ini dengan dengan 3 T dan meskipun beberapa (negara) vaksinasi sudah lebih baik dari Indonesia," sebutnya.
Menurutnya, beberapa kebijakan seperti di Singapura adanya pelonggaran terlalu tinggi. Bahkan negera itu terlalu cepat melakukan kebijakan tersebut.
"Ini harus jadi pelajaran buat kita, termasuk seperti di Inggris juga," jelasnya.
Kondisi itu membuktikan bahwa vaksinasi tidak bisa menjadi solusi atau kunci utama dalam mencegah penularan Covid-19.
"Dia (vaksinasi) hanya menjadi salah satu kunci aja tapi bukan kunci utama karena harus tetap dikombinasikan dengan 3 T, 5M dan vaksinasi dan ini juga membuktikan bahwa pandemi masih belum selesai," tegasnya.
Sebelumnya upaya kolektif seluruh lapisan masyarakat yang disiplin protokol kesehatan adalah kunci mempertahankan kondisi yang cukup baik ini. Menurut Juru Bicara Satgas Penanganan covid-19 Prof. Wiku Adisasmito, yang tak kalah penting juga upaya pemerintah mempercepat peningkatan capaian vaksinasi, utamanya dosis kedua.
Karena masyarakat yang telah mendapatkan vaksinasi penuh akan terhindar dari perburukan jika tertular covid-19.
"Meskipun Indonesia merupakan salah satu negara dengan jumlah tertinggi orang yang telah divaksinasi minimal dosis pertama, namun kita tetap perlu meningkatkan cakupannya terhadap target sasaran vaksinasi di Indonesia," sebut Prof Wiku
Dari data Komite Penanganan Covid-19 dan Pemulihan Ekonomi Nasional (KPCPEN), per 24 Oktober 2021, capaian vaksinasi dosis ke-1 di Indonesia mencapai 54,27%.
Sedangkan untuk dosis ke-2 baru mencapai 33,18%. Pada sebaran wilayahnya, terdapat 13 Provinsi mencapai cakupan vaksinasi dosis ke-2 diatas 30%, yaitu DKI, Bali, DIY, Kep Riau, Bangka Belitung, Banten, Kaltim, Jambi, Jatim, Sulawesi Utara, Jabar dan Jateng. Bahkan, DKI, Bali dan DIY 50% penduduknya telah divaksin dosis penuh.
Meski demikian, masih terdapat 21 Provinsi yang capaian dosis ke-2 nya kurang dari 30%. Masyarakat harus dipastikan sudah tervaksinasi penuh agar mendapat perlindungan yang maksimal.
"Selain itu, vaksinasi dosis penuh dapat meminimalisir gejala berat sehingga yang terkonfirmasi positif tidak harus dirawat di fasilitas kesehatan," pungkasnya. (H-2)