Headline

PPATK sebut pemblokiran rekening dormant untuk lindungi nasabah.  

Fokus

Pendidikan kedokteran Indonesia harus beradaptasi dengan dinamika zaman.

Pakar Sebut Medsos Dukung Perkembangan K- pop

Basuki Eka Purnama
29/6/2021 08:54
Pakar Sebut Medsos Dukung Perkembangan K- pop
Profesor Lee Hye-jin menjelaskan soal K-Pop di program kuliah umum KCCI.(MI/Dok KCCI)

PADA 18 Juni 2021 lalu, Korean Cultural Center Indonesia (KCCI) kembali mengadakan program 'Seri Kuliah Umum Daring Humaniora' (SKUDH). Kali ini, KCCI mengundang seorang dosen K-pop dari University of Southern California, Amerika Serikat (AS), Profesor Lee Hye-jin.

Ia, saat ini, sedang melakukan penelitian yang berfokus pada industri K-pop dan fandom global. Ia juga sedang menulis sebuah buku yang menawarkan perspektif lintas budaya soal K-pop.

Melalui tema "K-Pop in Transition: From Local Music to a Global Cultural Phenomenon", Lee menjelaskan tentang evolusi K-pop hingga dapat masuk perlahan ke pasar AS. Dia berpendapat ketenaran K-pop di mancanegara tidak lepas dari peran media sosial.

Baca juga: Arus Baik Ingin Imbangi Isu Negatif di Media Online

Tidak seperti negara lainnya, perusahaan entertainment di Korea cukup mahir memanfaatkan teknologi media sosial untuk mempromosikan kegiatan artis mereka. Kerja sama dengan penulis lagu dan komposer luar negeri pun dilakukan agar warna musik K-pop semakin bervariasi dan lebih dapat diterima di luar Korea.

Apakah jika lagu K-pop yang 100% berbahasa inggris, atau anggota grupnya 100% non-Korea, maka masih disebut K-pop? Apakah ada rasa kebanggaan tersendiri sebagai orang Korea terhadap pencapaian K-pop sekarang? Menjawab pertanyaan itu, Lee mengatakan definisi K-pop dapat dilihat dari sudut pandang yang berbeda-beda.

Contohnya, jika kita hanya berfokus pada huruf K pada K-pop, kita boleh saja beranggapan lagu dari idola Korea berbahasa Inggris yang populer sekarang ini bukanlah K-pop karena dinyanyikan dalam bahasa non-Korea.

Namun, jika kita menganggap K-pop adalah sebuah proses dimana ada perekrutan, pelatihan, promosi dan lain-lain, kita bisa menganggap sebuah lagu adalah bagian dari K-pop terlepas dari bahasa apa yang digunakan dan dari mana asal negara anggota grupnya.

Ia juga beranggapan kebanggaan terhadap pencapaian K-pop adalah hal yang dirasakan seluruh penggemar K-pop di dunia, artinya kebanggaan ini bukan hanya milik orang Korea saja.

Para peserta SKUDH pun sangat menyetujui pendapat tersebut dan mengaku ikut bangga karena K-pop sudah dapat menembus pasar global.

Pada akhir acara, Lee menyampaikan bahwa K-pop ke depannya akan menjadi suatu ikon yang lebih fenomenal dan demam K-pop ini masih akan berlangsung lama.

Ia meminta para peserta dan seluruh masyarakat Indonesia pecinta K-pop untuk menantikan inovasi-inovasi terbaru dari K-pop di masa depan. (RO/OL-1)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Berita Lainnya