Headline
Putusan MK dapat memicu deadlock constitutional.
DIREKTUR Jenderal Pendidikan Tinggi Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi (Kemendikbudristek) Nizam mengatakan, program Merdeka Belajar: Kampus Merdeka (MBKM) tidak melihat kampus negeri atau swasta melainkan kegigihan mahasiswa.
“Minggu lalu Presiden Jokowi telah meluncurkan program MBKM untuk semester depan dengan menyediakan lebih dari 80.000 kuota bagi mahasiswa untuk mengikuti berbagai program yang disediakan pemerintah,” ujarnya dalam taklimat media secara daring yang dipantau di Jakarta.
Berbagai program tersebut, di antaranya magang bersertifikat, pertukaran mahasiswa, Kampus Mengajar, dan magang dengan industri. Mahasiswa yang ingin mendaftar harus mendapatkan rekomendasi dari kampusnya.
“MBKM yang bersifat kompetitif, kita tidak melihat kualitas perguruan tingginya. Melainkan kerja keras mahasiswa untuk bisa mengikuti program MBKM. Jadi kuncinya pada kegigihan setiap mahasiswa, dan bukan pada besar atau kecilnya perguruan tinggi,” kata dia.
Dia mengakui banyak mahasiswa yang berasal dari perguruan tinggi negeri, hal itu karena sebagian besar kampus negeri memiliki jumlah mahasiswa yang banyak.
Baca juga : UNJ Gelar Pelatihan Mitigasi Bencana Banjir
“Kuncinya terletak pada masing-masing mahasiswa. Mereka yang gigih dan yang bekerja keras yang akan bisa lolos dalam. program ini. Mahasiswa mendapatkan kesempatan yang sama,” kata dia.
Pihaknya berupaya mengakselerasi perkuliahan tatap muka. Pembelajaran daring tidak sepenuhnya menggantikan pembelajaran tatap muka di perguruan tinggi.
“Pendidikan tidak sekadar mendapatkan ilmu pengetahuan, tetapi kecakapan kemampuan nonteknis dan interaksi sosial tidak bisa tergantikan dengan daring,” kata dia.
Di sisi lain, Nizam menegaskan, Pembelajaran Tatap Muka (PTM) di kampus diutamakan bagi program studi yang membutuhkan kompetensi teknis atau hardskill.
“Pembelajaran tatap muka, kita utamakan untuk prodi yang membutuhkan kompetensi hardskill yang sulit didapatkan melalui Pendidikan Jarak Jauh (PJJ)," pungkasnya. (Ant/OL-7)
Mahasiswa juga diberikan kesempatan untuk mengembangkan proyek-proyek digital yang berfokus pada pembangunan teknologi yang mendukung digitalisasi pengelolaan dan pelayanan
Kemendikbud-Ristek menegaskan bahwa program-program Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBKM) untuk semester genap tahun akademik 2024/2025 tetap berjalan.
Terdapat tiga materi penting yang dibawakan oleh para narasumber dalam workshop ini. Selain juga dilakukan praktik secara langsung mengenai teknik mixing yang efektif.
Universitas harus memastikan bahwa pembelajaran daring memenuhi standar ketat untuk kredit akademik.
Kolaborasi ini memberikan mahasiswa Universitas Bali Dwipa peluang untuk mendapatkan pengalaman langsung di Sekolah Cendekia Harapan di Bali.
emendikbud Ristek adalah terkait dengan kesenjangan atau ketidaksetaan, akses dan kualitas.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved