Headline
Presiden Prabowo berupaya melindungi nasib pekerja.
Laporan itu merupakan indikasi lemahnya budaya ilmiah unggul pada kalangan dosen di perguruan tinggi Indonesia.
PT Pertamina (Persero) Pemasaran Regional Jawa Bagian Barat melalui program Pertamina Peduli melaksanakan program pemberdayaan sahabat disabilitas di Kota Bandung melalui Pelatihan Peningkatan Soft Skill Media Digital dan Workshop Kesehatan Mental: Menjaga Kesehatan Mental Selama Masa Pandemi pada Sabtu (29/5).
Program ini dilaksanakan sebagai bentuk kepedulian Pertamina terhadap sahabat disabilitas di masa pandemi dan untuk mendukung disabilitas yang berdaya secara ekonomi serta mewujudkan Indonesia yang lebih inklusif bagi sahabat disabilitas.
Kegiatan pelatihan di Kota Bandung dilaksanakan berkolaborasi dengan BRSPDSN Wyata Guna dan juga Thisable Foundation, dihadiri oleh 30 sahabat disabilitas (10 teman netra, 10 teman tuna rungu/tuli dan 10 teman daksa) secara offline dan juga lebih dari 50 sahabat disabilitas juga turut menyaksikan dan mengikuti serta menerima manfaat pelatihan ini melalui platform online. Latar belakang peserta pelatihan adalah sahabat disabilitas yang telah memiliki usaha sehingga diharapkan pelatihan ini dapat meningkatkan penjualan usaha sahabat disabilitas dengan menggunakan sosial media terutama di masa pandemi.
Kota Bandung adalah kota pertama yang menjadi rangkaian program pemberdayaan sahabat disabilitas dan akan ada 3 kota lainnya yaitu Solo, Banyuwangi dan Denpasar yang juga diikutsertakan dalam program ini.
Penyerahan bantuan secara simbolis oleh Dian Hapsari Firasati selaku CSR Manager PT Pertamina (Persero) kepada BRSPDSN Wyata Guna yang diwakilkan oleh Sudarsono selaku Ketua BRSPDSN Wyata Guna, didampingi oleh Angkie Yudistia, sociopreneur dan Staf Khusus Presiden RI bidang Sosial.
Diharapkan bantuan ini dapat bermanfaat dan memberikan perubahan dalam mencapai kemandirian ekonomi bagi sahabat disabilitas. Dian Hapsari Firasati mengatakan, “Pertamina sangat mendukung terciptanya disabilitas yang berdaya secara ekonomi dengan bentuk kegiatan Pertamina yang sangat signifikan menunjukkan bagaimana terciptanya disabilitas yang berdaya dan Indonesia yang lebih inklusif,” kata Angkie.
Pertamina secara aktif berkontribusi dalam berbagai program pemberdayaan disabilitas, salah satunya melalui program Dreamable di Kecamatan Bojongsoang, Kabupaten Bandung, yang juga menjadi lokasi kunjungan Angkie Yudistia. “Semoga dapat menjadi contoh dan pilot project yang baik untuk dapat diterapkan di berbagai daerah di Indonesia, untuk mewujudkan ekosistem yg inklusif dan berkelanjutan bagi para penyandang disabilitas. Terima kasih kepada para stakeholder yang semuanya saling bersinergi," ucap Angkie. (RO/OL-12)
Nobel Run 2025 yang melibatkan 1.000 pelari menjadi ajang membantu penyediaan alat bantu dengar dan implan koklea bagi teman Tuli di Indonesia.
Secara simbolis kegiatan tersebut digelar di SDN Pasir Angin 04, di Kecamatan Megamendung (Puncak), Kabupaten Bogor, Jawa Barat, Selasa (2/7).
Keberlanjutan bisnis harus berjalan beriringan dengan kontribusi terhadap masyarakat, dan pendidikan adalah akar dari perubahan yang berkelanjutan.
sebuah program dari Flip yang mengajak masyarakat membaca Al-Qur’an sambil berdonasi untuk guru ngaji.
Kegiatan yang dilakukan antara lain pogram donasi ke berbagai lapisan masyarakat, distribusi bantuan ke wilayah terdampak bencana, dan pengelolaan limbah logistik.
YAYASAN Belas Kasih meluncurkan aplikasi Belas Kasih pada Jumat (9/5). Aplikasi ini untuk memudahkan donasi kepada pihak-pihak yang membutuhkan, serta wujud transparansi dana
Bagja Prawira, aktivis tuli ini rajin menyuarakan pemenuhan hak masyarakat tuli sekaligus mengedukasi masyarakat mengenai budaya tuli.
KARYA seni bisa menjadi salah satu media untuk meningkatkan kemampuan dan mendukung kreativitas berbagai kalangan, termasuk kalangan disabilitas.
KOMISI Nasional Disabilitas (KND) mengapresiasi program Safari Wukuf dalam penyelenggaraan haji tahun 2025. Program ini dinilai sebagai contoh praktik baik.
Dari total 17,9 juta penyandang disabilitas hanya 2,8%-nya yang mampu menyelesaikan pendidikan hingga perguruan tinggi.
Hal ini diungkapkan Ketua YLKI Niti Emiliana dalam keterangannya dalam upaya mendorong DKI Jakarta kota yang ramah bagi konsumen disabilitas.
Pembatalan dilakukan karena belum adanya jaminan dari pemerintah terkait kepastian penyelenggaraan.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved