Headline

DPR setujui surpres pemberian amnesti dan abolisi.

Fokus

Sejak era Edo (1603-1868), beras bagi Jepang sudah menjadi simbol kemakmuran.

Komit Bantu Kesehatan Masyarakat Indonesia

Mediaindonesia.com
20/4/2021 11:10
Komit Bantu Kesehatan Masyarakat Indonesia
Petugas medis membawa pasien menggunakan tempat tidur roda keluar dari ruangan rawat.(ANTARA/AMPELSA )

MENURUT lembaga penelitian Grand View Research, nilai pasar hormon pertumbuhan secara global diperkirakan mencapai US$4,6 miliar pada  2019, dengan Amerika Utara sebagai penyumbang pangsa pasar terbesar yaitu 35,9%. Namun, daya jual produk hormon pertumbuhan di  berbagai negara berkembang dan masyarakat kelas menengah meningkat.

Dari data penjualan 2017 berdasarkan perusahaan riset global IMS Health, nilai pasar hormon pertumbuhan di Indonesia diperkirakan mencapai US$820.000 dan akan terus meningkat tumbuh ke depan karena Indonesia memiliki jumlah populasi terbesar keempat sedunia diikuti  dengan semakin meningkatnya jumlah masyarakat kelas menengah.

Baca juga: Memastikan Aset Negara Dikelola dengan Benar oleh Negara

Saat ini, sebagian besar produk hormon pertumbuhan yang ada di Indonesia diimpor dari luar negeri seperti Amerika Serikat dan Denmark sehingga menimbulkan beban biaya pengobatan yang cukup tinggi bagi pasien. Meskipun diproduksi di Korea, PT Daewoong Infion berencana meluncurkan Somatropin dengan harga terjangkau, lebih rendah dibandingkan dengan harga pasaran untuk meringankan beban biaya pengobatan pasien.

Apalagi perusahaan telah menerima izin untuk penjualan produk Somatropin (rekombinan hormon pertumbuhan manusia), yang merupakan terapi hormon pertumbuhan dengan sistem injeksi pena, di Indonesia.

“Sebagian besar pengobatan hormon pertumbuhan di Indonesia menyebabkan beban biaya pengobatan bagi pasien. PT Daewoong Infion berencana merilis Somatropin, produk dengan sistem injeksi pena, dengan harga yang wajar untuk meringankan biaya pengobatan pasien. Kami berharap Somatropin yang kami kembangkan dapat meningkatkan kenyamanan pasien dan memudahkan mereka mengontrol jumlah dosis melalui jarum suntik kartridnya. Kami berencana untuk meluncurkan produk ini dalam paruh kedua tahun ini," kata CEO PT. Daewoong Infion, Suh Chang woo.

Somatropin adalah kandungan obat yang diberikan kepada pasien yang mengidap Defisiensi Hormon Pertumbuhan (Growth Hormone Deficiency/GHD). Dalam hal ini pasien kekurangan atau tidak memiliki hormon pertumbuhan. Dalam uji klinis fase-III yang dilakukan terhadap pasien di Korea, Somatropin terbukti mampu meningkatkan tingkat IGF-1 (Insulin-like Growth Factor) di dalam tubuh manusia yang berfungsi untuk mendorong pertumbuhan sel dan penurunan lemak.

Pengobatan hormon pertumbuhan yang sudah ada di pasaran biasanya tidak mudah dilakukan secara mandiri oleh pasien karena berbentuk vial dan sulit mengontrol jumlah dosis. Selain itu, produk dengan sistem injeksi pena yang sudah ada biasanya harus dibuang setelah satu kali digunakan dan dijual dengan harga yang cukup mahal.

Somatropin dari PT. Daewoong Infion, kata Suh Chang woo dirancang dengan sistem injeksi pena yang sudah dipatenkan di Korea. Dengan sistem ini, kartrid cairan dimasukkan ke dalam jarum suntik berbentuk pena. Pasien dapat mengatur jumlah dosis secara mandiri dengan menekan tombol dosis dan memutar jarum suntik tersebut sesuai dengan indikator jumlah dosis yang diinginkan, sama seperti saat menyuntikkan insulin secara mandiri. Jarum suntik berbentuk pena ini semi permanen dan pasien dapat mengganti kartridnya. Produk ini juga dilengkapi dengan tabel dosis sehingga pasien umum dapat menyesuaikan dosis sesuai dengan berat badan dan resep dokter.

Selain produk hormon pertumbuhan, PT. Daewoong Infion berupaya menyediakan pengobatan bio yang berkualitas tinggi kepada masyarakat Indonesia seperti EPO (Erythropoietin) dan Epidermal Growth Factor (EGF).  (RO/A-1)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Maulana
Berita Lainnya