Headline
Bartega buka kegiatan belajar seni sambil piknik, ditemani alunan jazz, pun yang dikolaborasikan dengan kegiatan sosial.
Bartega buka kegiatan belajar seni sambil piknik, ditemani alunan jazz, pun yang dikolaborasikan dengan kegiatan sosial.
Sekitar 10,8 juta ton atau hampir 20% dari total sampah nasional merupakan plastik.
SALAH satu indikator kesehatan pada suatu wilayah dapat dilihat dari kualitas udara. Persoalannya adalah kondisi tersebut mampu mengurangi angka harapan hidup jika daerah tersebut dipenuhi dengan udara tidak sehat.
CEO Nafas Indonesia, Nathan Roestandy mengutarakan hal tersebut. Ia menilai bahwa sesuatu yang berdampak terhadap kesehatan manusia mampu mengurangi harapan hidup mereka seperti halnya terjadi pada kualitas udara.
Baca juga: Kualitas Udara Bersih Halau Penyebaran Covid-19
"Menurut saya, kalau sesuatu yang berdampak ke kesehatan bisa mengurangi life expectancy kita," ujar Nathan.
Ia mengatakan sudah seharusnya masyarakat menumbuhkan kepedulian terhadap lingkungan terutama terkait dengan kesehatan udara. Ia menilai jika tidak untuk diri sendiri, masyarakat harus memikirkan untuk generasi selanjutnya.
Salah satu kelompok yang paling rentan terdampak adalah anak-anak. Hal tersebut terjadi lantaran dampak ke pertumbuhan otak anak yang sedari kecil sudah terkena polusi udara akan sangat berpengaruh terhadap nilai Sumber Daya Manusia (SDM) di masa depan.
"Jadi mungkin supaya peduli itu kadang kita perlu wakeup call atau harus tahu bahwa kita semuanya tidak peduli dengan masa depan negara kita juga," jelas Nathan.
Kesalah pahaman masyarakat terhadap polusi, kata dia juga terjadi. Pandangan masalah kualitas udara di luar yang buruk tidak akan memasuki ruang tertutup seperti rumah atau gedung itu tidak benar. Menurutnya, jika di luar ruangan udaranya jelek itu hampir dapat dipastikan di dalam juga sama.
"Ada anggapan kalau di luar jelek di dalam pasti aman. Padahal seringkali di dalam lebih parah daripada di luar. Karena di dalam itu kita juga ada faktor lainnya yang menyebabkan indoor air pollution," ungkapnya.
Nafas hingga kini telah memiliki ratusan sensor kualitas udara yang tersebar di Jabodetabek. Melalui aplikasi yang tersambung dengan sensor di lapangan, mereka dapat memberikan informasi mengenai kualitas udara secara real-time.
Sebagai informasi Komunitas Bicara Udara sendiri adalah saluran untuk menumbuhkan kesadaran masyarakat akan pentingnya udara bersih dan usaha untuk membantu mengurangi polusi udara. (RO/A-1)
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved