Headline
. AS kembali memundurkan waktu pemberlakuan tarif resiprokal menjadi 1 Agustus.
. AS kembali memundurkan waktu pemberlakuan tarif resiprokal menjadi 1 Agustus.
Penurunan permukaan tanah di Jakarta terus menjadi ancaman serius.
BADAN Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) memprediksi awal musim kemarau terjadi pada Mei dan Juni di sebagian wilayah Indonesia. BMKG pun mengimbau sejumlah daerah untuk mengantisipasi terjadinya kebakaran hutan dan lahan (karhutla).
"Peringatan dini karhutla berbasis hotspot pada periode Mei sampai Juli. Bahwa, karhutla kategori menengah hingga tinggi berpotensi di wilayah Riau, Jambi, Sumatera Selatan, sebagian Nusa Tenggara Barat, sebagian Kalimantan Barat dan sebagian Kalimantan Tengah," jelas Kepala BMKG Dwikorita Karnawati dalam rapat kerja dengan Komisi V DPR RI, Senin (22/3).
Pada Agustus, lanjut dia, sejumlah daerah tersebut juga harus tetap waspada. Pasalnya, musim kemarau diprediksi mencapai puncaknya pada Agustus hingga September.
"Pada Agustus, selain wilayah-wilayah yang tadi disebutkan, peringatan dini terkait potensi karhutla juga dikeluarkan untuk wilayah Papua," imbuhnya.
Baca juga: TMC di Riau dan Kalbar Berlangsung Hingga Oktober
Menanggapi hal itu, Direktur Pengendalian Kebakaran Hutan dan Lahan KLHK Basar Manullang mengungkapkan terdapat sejumlah upaya yang dilakukan KLHK untuk mengantisipasi karhutla, khususnya di Riau.
Pertama, sebagai langkah antisipasi dan kesiapan pengerahan sumber daya dalam pengendalian karhutla, Gubernur Riau telah menetapkan status siaga darurat bencana karhutla. Itu sesuai Keputusan Gubernur Riau Nomor 212/11/2021 selama 259 hari terhitung 15 Februari hingga 31 Oktober.
Selain itu, dari hotspot yang terpantau segera dilakukan groundcheck atau verifikasi lapangan. Dalam hal ini, apakah hotspot tersebut merupakan kejadian karhutla. "Karena hotspot atau titik panas ini baru merupakan indikasi terjadinya karhutla," jelas Basar.
Baca juga: BPBD Babel Akui Sudah Terjadi Karhutla di Titik Rawan Kebakaran
Adapun groundcheck dilakukan petugas lapangan. Baik oleh Manggala Agni maupun terpadu bersama unsur POLRI, TNI, BPBD, atau berdasarkan laporan masyarakat. Jika ditemukan karhutla, segera dilakukan upaya penanggulangan.
Selanjutnya, untuk dukungan operasi udara mulai 28 Februari 2021, KLHK telah mengirimkan satu unit helikopter tipe Bell-412 untuk memperkuat Satgas Pengendalian Karhutla Provinsi Riau.
"Misi utama operasi udara yang akan dilaksanakan oleh dukungan helikopter ini adalah untuk patroli atau pemantauan udara, pemadaman udara dan evakuasi penyelamatan," urai Basar.
KLHK bersama BNPB, BPPT, TNI Angkatan Udara, BMKG dan BPBD Riau juga telah melakukan operasi Teknologi Modifikasi Cuaca (TMC) di wilayah Riau dan sekitarnya. Patroli pencegahan karhutla dilaksanakan oleh Manggala Agni atau secara terpadu bersama unsur POLRI, TNI, tokoh masyarakat dan Masyarakat Peduli Api (MPA).(OL-11)
BMKG merilis prakiraan cuaca 8 Juli 2025 yang mencakup potensi cuaca ekstrem di berbagai wilayah Indonesia
Dia menjelaskan nilai anomali Sea surface Temperature atau SST di rentang 0-1.0 derajat celcius menunjukkan penambahan massa uap air di sekitar perairan Sulawesi Utara
BMKG memprediksi suhu panas terjadi di sejumlah kota di Indonesia pada Senin 7 Juli 2025 antara lain di Serang dan Surabaya
BMKG memprediksi cuaca ekstrim masih mengintai sejumlah wilayah Indonesia, khususnya wilayah yang banyak dikunjungi selama libur sekolah,
Meskipun Indonesia telah memasuki musim kemarau, dinamika atmosfer dan kelembapan udara di banyak wilayah masih tinggi.
BMKG merilis prakiraan cuaca untuk 38 kota besar di Indonesia pada Senin (7/7). Sejumlah wilayah diperkirakan mengalami hujan ringan hingga hujan petir.
BMKG menegaskan fenomena cuaca dingin di Indonesia bukan disebabkan Aphelion, melainkan Monsun Dingin Australia dan musim kemarau.
Di musim kemarun ini, BPBD mengimbau masyarakat untuk tetap waspada dan tidak membuka kebun dengan cara membakar hutan dan lahan.
SEBANYAK 10,25 hektare lahan pertanian di Tanah Datar terdampak kekeringan, dan 5,25 hektare di antaranya sudah dinyatakan puso atau gagal panen.
Dwikorita juga menegaskan pentingnya kesiapsiagaan berbagai pihak, termasuk pemerintah daerah dan masyarakat, untuk merespons dinamika iklim yang semakin tidak menentu.
Fenomena kemarau basah saat ini terjadi di beberapa daerah Indonesia. Berbeda dengan kemarau biasa yang kering dengan sedikit hujan, kemarau basah justru ditandai dengan hujan yang turun
Sebagai bentuk respons, BPBD Kabupaten Demak bersama sejumlah pihak melakukan penanganan darurat, termasuk penutupan tanggul, pompanisasi di titik kritis.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved