Headline

. AS kembali memundurkan waktu pemberlakuan tarif resiprokal menjadi 1 Agustus.

Fokus

Penurunan permukaan tanah di Jakarta terus menjadi ancaman serius.

Mulai Kemarau, BMKG Minta Daerah Waspadai Karhutla

Atalya Puspa
22/3/2021 18:25
Mulai Kemarau, BMKG Minta Daerah Waspadai Karhutla
Petugas TNI menyemprot air untuk memadamkan kebakaran lahan gambut di Desa Rimbo Panjang, Riau.(Antara)

BADAN Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) memprediksi awal musim kemarau terjadi pada Mei dan Juni di sebagian wilayah Indonesia. BMKG pun mengimbau sejumlah daerah untuk mengantisipasi terjadinya kebakaran hutan dan lahan (karhutla).

"Peringatan dini karhutla berbasis hotspot pada periode Mei sampai Juli. Bahwa, karhutla kategori menengah hingga tinggi berpotensi di wilayah Riau, Jambi, Sumatera Selatan, sebagian Nusa Tenggara Barat, sebagian Kalimantan Barat dan sebagian Kalimantan Tengah," jelas Kepala BMKG Dwikorita Karnawati dalam rapat kerja dengan Komisi V DPR RI, Senin (22/3).

Pada Agustus, lanjut dia, sejumlah daerah tersebut juga harus tetap waspada. Pasalnya, musim kemarau diprediksi mencapai puncaknya pada Agustus hingga September.

"Pada Agustus, selain wilayah-wilayah yang tadi disebutkan, peringatan dini terkait potensi karhutla juga dikeluarkan untuk wilayah Papua," imbuhnya.

Baca juga: TMC di Riau dan Kalbar Berlangsung Hingga Oktober

Menanggapi hal itu, Direktur Pengendalian Kebakaran Hutan dan Lahan KLHK Basar Manullang mengungkapkan terdapat sejumlah upaya yang dilakukan KLHK untuk mengantisipasi karhutla, khususnya di Riau.

Pertama, sebagai langkah antisipasi dan kesiapan pengerahan sumber daya dalam pengendalian karhutla, Gubernur Riau telah menetapkan status siaga darurat bencana karhutla. Itu sesuai Keputusan Gubernur Riau Nomor 212/11/2021 selama 259 hari terhitung 15 Februari hingga 31 Oktober.

Selain itu, dari hotspot yang terpantau segera dilakukan groundcheck atau verifikasi lapangan. Dalam hal ini, apakah hotspot tersebut merupakan kejadian karhutla. "Karena hotspot atau titik panas ini baru merupakan indikasi terjadinya karhutla," jelas Basar.

Baca juga: BPBD Babel Akui Sudah Terjadi Karhutla di Titik Rawan Kebakaran

Adapun groundcheck dilakukan petugas lapangan. Baik oleh Manggala Agni maupun terpadu bersama unsur POLRI, TNI, BPBD, atau berdasarkan laporan masyarakat. Jika ditemukan karhutla, segera dilakukan upaya penanggulangan.

Selanjutnya, untuk dukungan operasi udara mulai 28 Februari 2021, KLHK telah mengirimkan satu unit helikopter tipe Bell-412 untuk memperkuat Satgas Pengendalian Karhutla Provinsi Riau.

"Misi utama operasi udara yang akan dilaksanakan oleh dukungan helikopter ini adalah untuk patroli atau pemantauan udara, pemadaman udara dan evakuasi penyelamatan," urai Basar.

KLHK bersama BNPB, BPPT, TNI Angkatan Udara, BMKG dan BPBD Riau juga telah melakukan operasi Teknologi Modifikasi Cuaca (TMC) di wilayah Riau dan sekitarnya. Patroli pencegahan karhutla dilaksanakan oleh Manggala Agni atau secara terpadu bersama unsur POLRI, TNI, tokoh masyarakat dan Masyarakat Peduli Api (MPA).(OL-11)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Berita Lainnya
Opini
Kolom Pakar
BenihBaik