Headline

Presiden Prabowo resmikan 80.000 Koperasi Merah Putih di seluruh Indonesia.

Fokus

Terdapat sejumlah faktor sosiologis yang mendasari aksi tawur.  

Enam Tantangan Dalam Menekan Kasus Kanker di Dunia

Siswantini Suryandari
04/2/2021 07:47
Enam Tantangan Dalam Menekan Kasus Kanker di Dunia
Hari Kanker Sedunia diperingati setiap 4 Februari(Worldcancerday.org)

TANGGAL 4 Februari ditetapkan sebagai Hari Kanker Sedunia. Gerakan global ini dirayakan oleh seluruh para penyintas maupun mereka yang sedang berjuang dalam pengobatan kanker. Union for International Cancer Control (UICC) telah menginisiasi World Cancer Day. Tantangan tahun ini adalah perayaan dilaksanakan di saat dunia sedang menghadapi pandemi covid-19. Untuk itu UICC menggelar kampanye Hari Kanker Sedunia melalui gerakan media sosial. 

Dalam laman worldcancerday.org dijelaskan bahwa dalam menyuarakan kampanye peduli kanker dan menyemangati para survivor dan warior di seluruh dunia, digelar 21 Days to Impact Challenge. Dengan menyematkan hastag IAmandIWill dan menyebarkan poster bergambar diri sendiri dengan komitmen I Am and I Will kini dengan cepat menyebar di seluruh dunia. Setiap individu selama 21 hari mengirimkan gambar yang diunggah di media sosial, apa saja tantangan dan pesan positif untuk para pasien kanker, penyintas, hingga harapan kepada pemerintah. 

"Tahun 2021 merupakan tantangan besar bagi para individu yang kini berjuang untuk kanker. Maka aksi 21 hari ini diharapkan memiliki dampak besar bagi para pejuang kanker. Kita sebarkan kebiasaan positif melalui pesan-pesan menggugah semangat para pejuang kanker," tulis wordcancerday.org.

Tantangan dalam pengobatan kanker hingga saat ini belum berubah. Disebutkan bahwa ada enam hal yang masih menjadi problematika penanganan kanker secara menyeluruh. Mulai dari kepedulian dan kewaspadaan terhadap kanker masih rendah, sehingga pengobatan terlambat karena pasien dan keluarga masih percaya mitos dan salah informasi terhadap kanker. Tidak sedikit pasien memilih berobat ke alternatif daripada medis karena menerima informasi yang salah tentang penyakit tersebut.

Kanker bisa dikikis dan dicegah. Namun perkembangan dunia ikut mengubah gaya hidup. Merokok salah satu gaya hidup yang memicu kanker. Tingkat konsusmi rokok di dunia masih tinggi termasuk di Indonesia. Dari sisi pelayanan kesehatan, belum seluruh sumber daya manusia di bidang kanker mencukupi. Di negara-negara berkembang maupun negara miskin, akses pelayanan kanker belum seluruhnya memadai. Bahkan pasien tidak memiliki akses pengobatan karena tidak ada pelayanan kesehatan untuk kanker. 

Political will pemerintah dalam menekan jumlah penderita kanker dan upaya pencegahan sangat ditunggu. Kemauan politik pemerintah atau negara dalam memberikan perhatian terhadap kanker menjadi salah satu upaya menekan penyakit degeneratif tersebut agar tidak terus bertambah. Termasuk dalam menghasilkan kebijakan pro upaya menuntaskan penyakit kanker dan pencegahannya.

baca juga: YKI Gelar Peringatan Hari Kanker Sedunia di Yogyakarta

Perlu juga diperhatikan masalah kesehatan mental pasien karena pengobatan kanker tidak sedikit membuat depresi atau gangguan psikologis pasien. Maka support system sangat dibutuhkan untuk terus mendukung para pasien kanker tetap semangat berobat hingga sembuh.

"Untuk mencegahnya diperlukan gerakan deteksi dini kanker. Semakin cepat terdeteksi maka akan menyelamatkan pasien dari biaya pengobatan yang cukup besar dan mahal, serta kematian," pungkasnya.

Di Indonesia, berdasarkan data Jaminan Kesehatan Nasional , kanker menempati posisi ketiga pembiyaan terbesar setelah penyakit jantung dan gagal ginjal. Yayasan Kanker Indonesia  memilih Yogyakarta menjadi penyelenggara Peringatan Hari Kanker Sedunia Nasional 2021 atau WCD Nasional 2021.(OL-3)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Berita Lainnya