Headline
Buruknya komunikasi picu masalah yang sebetulnya bisa dihindari.
Buruknya komunikasi picu masalah yang sebetulnya bisa dihindari.
Pemprov DKI Jakarta berupaya agar seni dan tradisi Betawi tetap tumbuh dan hidup.
SEBENARNYA ada banyak tanaman di sekitar kita yang berguna untuk kehidupan manusia sehari-hari. Entah itu untuk konsumsi, obat-obatan, kecantikan, dan sebagainya.
Itu sebabnya perusahaan maklon kosmetik di Jakarta, PT Nose Herbal Indo dan Universitas Indonesia (UI) melakukan penelitian soal kestabilan bunga mawar dan daun pegagan untuk kosmetik. Kestabilan diperlukan agar bahan alami utuh tersebut tidak cepat terdegradasi di dalam larutan kosmetik. Penelitian dilakukan oleh tim peneliti dari Laboratorium Nano Interfacial Chemistry, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam (FMIPA) UI, mulai September 2020-Juli 2021.
Baca juga: Kosmetik Halal Menarik Konsumen Dunia
Diungkapkan, R&D PT Nose Herbalindo, Netty, pihaknya senantiasa mengutamakan konsep high end, high value, dan high quality, yang berorientasi pada kepuasan pelanggan. Untuk itu mereka berusaha membuat produk kosmetik sesuai dengan konsep dan impian yang diinginkan pelanggan. Mereka pun sudah mengikuti persyaratan standar baik lokal maupun internasional melalui Badan Sertifikasi International yaitu ISO 9001:2015, OHSAS 18001:2007, GMP, CPKB, dan HAS 23101, bahkan sudah bersertifikasi Halal yang menjadi 'trusted added value' bagi para pebisnis kosmetik. "Kami menjamin keamanan dan kehalalan kosmetika dalam setiap rantai proses pembuatannya," ujar Netty dalam siaran persnya, Sabtu (23/1).
Di samping itu, lanjut dia, pihaknya juga selalu mengutamakan keunikan dan inovasi dalam setiap produk yang dihasilkan. Melalui riset-riset yang selalu dilakukan secara berkala oleh tim R&D yang kompeten, dengan mengkolaborasikan bahan-bahan seperti ekstrak dari tumbuhan alami dan didukung oleh fasilitas produksi yang mumpuni, mereka senantiasa menghasilkan produk-produk inovasi dengan mutu yang baik dan mampu mengangkat produk lokal kosmetik Indonesia sehingga kita bangga menggunakan produk buatan Indonesia. Hal itu sesuai tagline mereka, You Dream Big, We Make It.
“Hal ini sejalan dengan program BPOM yang mengkampanyekan program Bangga Buatan Indonesia. Kami pun sangat mendukung program tersebut dan mengharapkan agar para pebisnis kecantikan lebih lagi dapat mengedepankan produk lokal buatan Indonesia. Kami juga berkolaborasi dengan berbagai universitas ternama di Indonesia melalui sejumlah penelitian dengan memanfaatkan kekayaan alam Indonesia untuk menciptakan inovasi demi memenuhi kebutuhan mayarakat di Indonesia,” ujar Netty.
Dia menambahkan, tren kosmetik saat ini salah satunya adalah memasukkan bahan alami utuh berupa helai mahkota bunga atau helai daun suatu tanaman ke dalam larutan kosmetik. Sehingga, selain penambahan ekstrak yang menutrisi kulit, penambahan bahan alami utuh akan meningkatkan nilai estetika sediaan kosmetik tersebut. Cara ini membutuhkan inovasi agar bunga yang dimasukkan tetap segar.
“Karena itu, penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan kestabilan bahan alami utuh, dalam hal ini helai bunga mawar dan daun pegagan, agar bertahan lama, tidak mudah terdegradasi atau rusak," ujar Netty.
Salah satu tim peneliti dari PT. Nose Herbal Indo, Cheryl Ariela menegaskan, belakangan permintaan bahan alami utuh dijadikan produk kosmetik meningkat. “Ini kesempatan kami, terutama dikarenakan di Indonesia belum ada yang membuat.”
Bahan alami utuh tersebut, lanjut Cheryl, biasanya digunakan pada produk kosmetik berbentuk cairan seperti toner dan sampo. Penelitian ini melibatkan kolaborasiantara para tim R&D dari PT Nose Herbal Indo dan tim peneliti dari Universitas Indonesia. Penelitian tersebut berada di bawah bimbingan Prof. Dr.Yoki Yulizar, M.Sc.
Marcony Surya, salah satu peneliti dari UI mengungkapkan, normalnya bagian utuh bahan alami atau tanaman akan terdegradasi dalam larutan kosmetik setelah satu bulan. "Penelitian akan memberikan perlakuan (treatment) khusus untuk meningkatkan kestabilan bahan alami sehingga masa simpannya menjadi lebih lama," papar Marcony.
Saat ini tahapan penelitian sudah sampai pada tahap uji karakterisasi dan uji kestabilan. Uji kestabilan, lanjut Marcony, mengambil parameter thermal dan fisik bahan alami tersebut. Marcony melanjutkan, penelitian ini terbilang baru di Indonesia. Karena itu UI sangat menyambut antusias dalam mengembangkan penelitian ini. "Selain khasiatnya yang bagus untuk kulit, ketersediaan bunga mawar dan daun pegagan di Indonesia cukup banyak dan mudah didapat."
Secara khasiat, kata Netty lagi, bunga mawar dan daun pegagan mengandung bahan aktif untuk kesehatan kulit. "Bunga mawar berkhasiat untuk melembabkan kulit,membantu mengatasi peradangan pada kulit, menangkal radikal bebas perusak sel-sel kulit sehingga membuat kulit tampak awet muda, membantu mengatasi jerawat, sedangkan daun pegagan berkhasiat melembabkan kulit, serta membantu mengatasi jerawat dan penuaan dini."
Khasiat tersebut, tambah Cheryl menjelaskan, karena bunga mawar mengandung senyawa antosianin dan flavonol dari golongan flavonoid yang berfungsi sebagai antioksidan. Bunga mawar juga berfungsi untuk menghidrasi dan menenangkan kulit (calming). Sedangkan pegagan mengandung senyawa katesin dan kuersetin dari golongan flavonoid yang berfungsi sebagai antioksidan, selain itu juga mengandung senyawa asiaticoside yang tergolong sebagai saponin yang berfungsi untuk meningkatkan sintesis kolagen di kulit. (RO/A-1)
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved