Headline

Buruknya komunikasi picu masalah yang sebetulnya bisa dihindari.

Fokus

Pemprov DKI Jakarta berupaya agar seni dan tradisi Betawi tetap tumbuh dan hidup.

Armada Laut Dalam Canggih yang Dimiliki Indonesia

MI
16/1/2021 01:30
Armada Laut Dalam Canggih yang Dimiliki Indonesia
(Sumber: BPPT/Tim Riset MI-NRC/Foto:BTSK)

DENGAN memiliki empat kapal berteknologi survei laut dalam yang canggih, armada kapal Baruna Jaya selalu terlibat aktif dalam berbagai kegiatan penting kelautan di Indonesia.

Tidak hanya melayani kegiatan penelitian, armada kapal yang dikelola Balai Teknologi Survei Kelautan (BTSK) itu turut membantu upaya penyelamatan atau search and rescue (SAR).

Teranyar ialah pencarian korban dan black box pesawat Sriwijaya Air SJ-182 tujuan Pontianak yang jatuh di Kepulauan Seribu, Jakarta, pada 9 Januari 2021. Dalam misi itu, Baruna Jaya IV dikerahkan beserta robot bawah laut atau ROV (remotely operated vehicle).

“Baruna Jaya menjadi satusatunya armada kapal riset di Indonesia yang memiliki kemampuan untuk melakukan pemetaan batimetri atau
topografi bawah laut,” ungkap Kepala BTSK Djoko Nugroho kepada Media Indonesia, pekan lalu.

Dia menjelaskan, sejak ditetapkannya program Baruna Jaya pada 1980 untuk inventarisasi potensi sumber daya laut, armada tersebut sudah melayani banyak kegiatan kelautan. Kapal Baruna Jaya I, II dan III mulai beroperasi pada 1980, kemudian ditambah Baruna Jaya IV pada 1995.

Djoko mengungkapkan setiap kapal memiliki kemampuan berbeda. Baruna Jaya I, misalnya, punya teknologi survei profil bawah laut sampai keadalaman 11.000 meter, sedangkan, Baruna Jaya II dan III punya kemampuan sampai 8.000 meter.

“Untuk Baruna Jaya IV punya kemampuan sampai 3.000 meter untuk peralatan yang disebut multi-beam side scan sonar,” ujar Djoko.

Selama ini, armada Baruna Jaya telah mendukung Survei Lingkungan dan Perikanan, meliputi survei environmental baseline assessment, sedimen dasar laut, sampel air laut, sampel biologi, lingkungan hidup laut, eksplorasi ikan, dan pemilihan lokasi budi daya laut.

Begitu pula dengan bareboat charter, yakni jasa pemanfaatan armada kapal riset Baruna Jaya dengan pengoperasian dan biaya operasional, asuransi dan pemeliharaan perbaikan, serta perawatan selama waktu bareboat charter menjadi tanggung jawab pemakai.

Djoko menambahkan, meski Baruna Jaya sudah memiliki teknologi mumpuni, inovasi dan pengembangan terus dilakukan. Armada survei laut dalam itu akan terus meng-upgrade teknologi terbaru sesuai dengan kebutuhan surveinya.

“Indonesia saat ini bisa dikatakan untuk data laut dalam itu masih sangat kurang. Artinya ke depan Baruna Jaya harus terus berinovasi, memperbaiki, mengembangkan teknologinya menjadi yang terdepan,” cetusnya.

Ke depan, lanjut Djoko, Baruna Jaya mempunyai sejumlah agenda penting seperti kegiatan survei di Samudera Hindia bagian selatan India bersama BMKG dan Noah AS. Kegiatan tersebut dijadwalkan pada Juni 2021. Baruan Jaya juga akan melakukan survei jalur kabel viber optik di beberapa daerah milik Telkom. (Faustinus Nua/H-2)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Msyaifullah
Berita Lainnya