Perhatian terhadap UNBK Tinggi

Ahmad Sapuan
01/4/2016 10:02
Perhatian terhadap UNBK Tinggi
(Sejumlah siswa mengerjakan soal menggunakan komputer saat simulasi Ujian Nasional Berbasis Komputer (UNBK) -- ANTARA FOTO/Aditya Pradana Putra)

UJIAN nasional berbasis komputer mendapat perhatian khusus dari pihak sekolah. Masalah kontinuitas aliran listrik dan stabilisasi jaringan internet sempat mengkhawatirkan pihak sekolah di beberapa daerah.

Beberapa daerah di Jawa Tengah, kemarin, melakukan pengecekan dengan saksama persiapan teknis sebagai antisipasi gangguan yang mungkin saja terjadi saat pelaksanaan UNBK, seperti gangguan ­jaringan internet hingga pema-daman listrik. Kecemasan munculnya gangguan UNBK tersebut mengakibatkan pihak sekolah mulai menyediakan cadangan energi listrik seperti genset dan cadangan perangkat komputer.

Di Demak, misalnya, UNBK yang akan diikuti empat sekolah yakni SMPN 2 Demak, SMAN 1 Demak, SMKN 1 Demak, dan SMKN 2 Demak mengantisipasi dengan menyewa genset di beberapa jasa penyewaan karena akhir-akhir ini sering terjadi pemadaman. “Kita memang mencemaskan munculnya gangguan tersebut, tapi 100% kita sudah siap dengan berbagai antisipasi seperti menyewa genset,” kata Kepala SMK Negeri I Demak Subkhan.

Adapun Pemkot Padang, Sumatra Barat, kemarin menyurati pihak PLN Wilayah agar tidak memadamkan listrik selama berlangsungnya UN. Kabid Pendidikan Menengah Dinas Pendidikan Kota Padang, Fauzil Mahfus menegaskan seandainya ada faktor lain yang mengharuskan listrik dipadamkan, pihaknya akan mengubah jadwal UNBK ataupun menggantinya dengan ujian nasional secara manual.

Untuk menyambut UNBK, bahkan PLN Area Pekanbaru telah melakukan pemeliharaan jaringan. “Selain juga telah mengecek trafo dan isolator pada gardu induk. Kami sudah disurati pihak sekolah yang melaksanakan UNBK,” ujar Asisten Manajer Pelayanan dan Administrasi PT PLN Area Pekanbaru Al Azhar, di Pekanbaru, kemarin.

Hal lain yang dilakukan pihak sekolah di Kota Gorontalo ialah meminjam laptop untuk memenuhi peraturan jumlah komputer 1/3 dari total peserta ujian. Kepala SMA Negeri 1 Kota Gorontalo, Saiful Kadir mengatakan, untuk melengkapi jumlah unit komputer yang akan digunakan saat UNBK, siswa dan guru meminjamkan laptop mereka secara sukarela.

Jangan dipaksakan
Terkait dengan UNBK, Mendikbud Anies Baswedan menegaskan pemerintah daerah jangan memaksakan semua sekolah melaksanakan UNBK. Alasannya, tidak semua sekolah memiliki fasilitas komputer. “Tujuannya UN bukan UNBK. Tujuannya belajar memanfaatkan komputer. Jadi jangan yang dituju 100% UNBK, tapi 100% komputer bisa dipakai untuk belajar,” kata Anies di Kota Serang, kemarin.

Ia menegaskan, pemerintah tidak memiliki target semua sekolah harus melaksanakan UNBK, karena ujian bisa dilaksanakan dengan cara berbasis kertas atau paper based test. “Jadi saya selalu bilang, pemda-pemda jangan belanja komputer buat UN, kemahalan. UN bisa pakai kertas. Tapi, kalau beli komputer dipakai untuk belajar, dipakai untuk mengakses informasi, yang diakhir tahun bisa dipakai buat UN,” ujar Anies.

Mendikbud berharap masyarakat memiliki kesadaran untuk tidak melihat pendidikan sekadar soal ujian. Hal yang lebih penting dalam pendidikan ialah prosesnya, bukan ujian nasionalnya. “Pendidikan merupakan proses penumbuhan kreativitas, karakter, proses penumbuhan komunikasi, dan lain-lain. Itu yang harus jadi konsentrasi,” pungkas Anies.(Tim Media/H-1)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Berita Lainnya