DI Jakarta ataupun kota-kota besar lainnya di Indonesia, pengamen sudah menjadi hal yang lazim dijumpai. Mereka beroperasi di angkutan umum, warung makan, serta tempat-tempat dan fasilitas umum lainnya. Tidak jarang pengamen memasang wajah garang atau menakut-nakuti orang-orang lewat kata-kata dan tindakan agar mendapatkan uang, meskipun lagu yang dilantunkan sumbang.
Namun, kondisi tersebut tidak akan dijumpai di Oxford, Inggris. Keadaannya justru berbeda 180 derajat. Dewan Kota Oxford membuat kode etik bagi siapa pun yang mengamen. Pengamen diwajibkan tersenyum sepanjang waktu ketika sedang menghibur orang-orang yang lalu lalang di tempat umum.
Peraturan tersebut tidak main-main.Pengamen yang melanggar akan dikenai denda dengan jumlah fantastis, 1.000 pound sterling atau sekitar Rp20 juta.
Pengamen di Oxford benar-benar layaknya sebuah profesi yang harus dilakukan dengan profesional. Untuk dapat tampil di 'panggung jalanan', para pengamen harus memperoleh lisensi khusus. Dengan lisensi tersebut, seseorang dapat memainkan musik di jalan dengan suara yang terdengar tidak lebih dari 50 meter.
Pengamen juga dilarang menampilkan pertunjukan selama lebih dari 1 jam. Mereka juga harus memberikan jeda minimal 2 jam bila ingin mengamen di tempat yang sama.
Peraturan yang memuat kode etik pengamen tersebut tengah disosialisasikan sebagai turunan undang-undang perilaku antisosial yang diperkenalkan pada tahun lalu. Pelanggar dikenai denda sebesar 100 poundsterling atau sekitar Rp2 juta. Dan kalau kasus tersebut sampai ke pengadilan, risiko denda yang harus dihadapi pengamen dapat membengkak jadi 1.000 pound sterling.
Aturan baru mengenai kewajiban tersenyum tersebut menciptakan percikan-percikan protes dan solidaritas antarpengamen di seluruh Inggris. Mereka khawatir kota-kota mereka juga menerapkan peraturan yang sama seperti di Oxford.
"Peraturan itu omong kosong dan tidak penting. Ini menciptakan atmosfer ketakutan dan kontrol berlebih," protes pengamen profesional Jonny Walker, seperti dikutip The Telegraph, Senin (25/5).
Walker bahkan telah mendapatkan 5.000 tanda tangan pada petisi yang menentang aturan tersebut. "Pada dasarnya para pengamen mengerti bahwa sebagai pengamen kita tidak boleh mengganggu masyarakat di tempat kita bermain (mengamen)," ujarnya.
Pemimpin Dewan Kota Oxford Bob Price berkilah bahwa tujuan aturan tersebut ialah untuk menciptakan level berusaha yang sama kepada seluruh pengamen. Di samping itu, agar operasional pengamen lebih tertata dengan baik dan rapi.
Selama ini, telah banyak aturan yang harus dipatuhi pengamen. Namun, Dewan Kota Oxford tidak pernah menuntut pengamen yang melakukan pelanggaran hingga ke pengadilan.
BGN sebut pekan depan akan ada penambahan penerima manfaat Makan Bergizi Gratis (MBG) sejumlah 1,2 juta, total yang akan dilayani di pekan depan itu totalnya sudah hampir 7 juta.
MENTERI Pendidikan Dasar dan Menengah Abdul Mu'ti membenarkan bahwa pelaksanaan Cek Kesehatan Gratis (CKG) siswa di lingkungan sekolah akan dimulai pada Agustus 2025.
ANGGOTA Komisi IX DPR RI Edy Wuryanto menilai program Makan Bergizi Gratis (MBG) dinilai belum menunjukkan efektivitas dalam menurunkan angka stunting.
POLRI akan melakukan kolaborasi dengan Badan Gizi Nasional (BGN) dan lembaga terkait lainnya untuk menyukseskan program Makan Bergizi Gratis (MGB) yang diusung oleh pemerintah.