Headline

RI dan Uni Eropa menyepakati seluruh poin perjanjian

Fokus

Indonesia memiliki banyak potensi dan kekuatan sebagai daya tawar dalam negosiasi.

Pembukaan Sekolah Dilematis dan Berisiko

Faustinus Nua
22/12/2020 09:02
Pembukaan Sekolah Dilematis dan Berisiko
Guru mengukur suhu tubuh muridnya sebelum memasuki simulasi Kegiatan Belajar Mengajar tatap muka di SDN Karang Raharja Cikarang.(NTARA FOTO/Fakhri Hermansyah)

PENELITI Senior Jaringan Pendidikan Pemilih untuk Rakyat (JPPR) Nurlia Dian Paramita menilai rencana pembukaan kembali sekolah untuk menggelar pembelajaran tatap muka (PTM) sangatlah dilematis dan penuh risiko. Di satu sisi, Pemerintah melalui Kemendikbud ingin prserta didik tetap aktif belajar pada masa pandemi ini. Namun, di lain sisi risiko penyebaran virus korona juga akan semakin tinggi.

"Pembukaan sekolah berisiko memunculkan terjadinya outbreak seperti yang terjadi dibeberapa negara. Bahkan potensi second wave mengiringi peningkatan jumlah kasus drastis saat sekolah dibuka kembali," kata Nurlia dalam keterangan tertulis, Selasa (22/12).

Dijelaskannya, Pemerintah memahami kondisi disrupsi pendidikan yang mengakibatkan kurang efektifnya praktik pembelajaran baik bagi implementasi guru dalam mengajar ataupun siswa dalam menyerap ilmu pembelajaran dengan metode PJJ. Adaptasi kultur dan kesiapan masyarakat dalam belajar dengan metode blended yakni daring dan luring belum sepenuhnya menghasilkan kualitas yang sesuai harapan.

Bahkan, Federasi Serikat Guru Indonesia (FSGI) menilai bahwa dua skema pembelajaran sekaligus di sekolah, yaitu PJJ dan PTM tidak akan berjalan efektif di masa krisis saat ini. Lantaran, meskipun pemerintah mengizinkan sekolah dibuka, tetap saja ada syarat protokol kesehatan 3M sekaligus memperhatikan Ventilasi-Durasi-Jarak siswa yang sedang belajar di ruang kelas sekolah.

"Khusus pada masa pandemi ini dengan tuntutan penyelanggaraan sekolah secara blended sistem bahkan lebih banyak pada metode daring, Guru memerlukan dukungan ketrampilan dan modalitas yang kuat untuk sungguh-sungguh beradaptasi dengan pemenuhan kualitas unggul siswa," terangnya.

Nurlia pun memberi contoh sejumlah sekolah di Tanah Air yang mencoba memulai PTM. Beberapa diantaranya menjadi klaster bari Covid-19 dan kembali ditutup.

Meskipun PTM tidak menjadi kewajiban semua sekolah, lanjutnya, keberanian dan kesigapan pemda menjadi salah satu syarat efektifnya proses pembelajaran di wilayah mereka. Pemenuhan daftar periksa atas kualifikasi syarat sekolah sehat harus dicanangkan yakni setiap individu wajib pakai masker, penyediaan toilet bersih dan layak, alat pengukur suhu (thermogun), sarana cuci tangan pakai sabun dengan air mengalir serta hand sanitizer.

baca juga: Kemendikbud Serius Kembangkan Vokasi Lewat Super Tax Deduction

Pihak sekolah harus mempunyai jadwal ketat dalam penerapan prokes, akses transportasi yang aman dari dan ke sekolah. Sekaligus penyemprotan desinfektan secara berkala di lingkungan sekolah termasuk mengadakan tes cepat dan tes usap berkala sebagai sarana perlindungan tenaga pengajar dan siswa didik yang aman dan efektif dalam melakukan proses pembelajaran sekolah di masa pandemi.(OL-3)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Berita Lainnya
Opini
Kolom Pakar
BenihBaik