Antisipasi Twindemic, Daewoong Kembangkan Niclosamide

Mediaindonesia.com
30/11/2020 13:25
Antisipasi Twindemic, Daewoong Kembangkan Niclosamide
Ilustrasi(Dok.Daewoong)

DI tengah pandemi covid-19 yang berkepanjangan di seluruh dunia, kekhawatiran akan twindemic (epidemi ganda) semakin meluas. Twindemic merupakan fenomena ketika dua pandemi yang berbeda dapat terjadi secara bersamaan dan dalam hal ini, influenza dan covid-19 menerpa pada waktu yang sama.

Dikutip dari pemberitaan Fox News pada Oktober lalu, Health Administration di Arkansas, Amerika Serikat mengumumkan bahwa satu pasien berusia 65 tahun atau lebih telah meninggal dunia akibat flu pada 24 Oktober. Sejak akhir September, kasus flu di Arkansas secara kumulatif telah mencapai sekitar 118 kasus dan telah menimbulkan kekhawatiran bahwa twindemik amat mungkin terjadi dalam waktu dekat.

Itu sebabnya banyak perusahaan farmasi yang kini fokus mengembangkan pengobatan dan vaksin covid-19 untuk mengakhiri pandemi ini. Salah satunya adalah perusahaan farmasi Korea Selatan, Daewoong Pharmaceutical juga berfokus untuk mengembangkan pengobatan covid-19 bernama Niclosamide. Diungkapkan CEO Daewoong Pharmaceutical, Sengho Jeon, Niclosamide memiliki efek pengobatan flu yang telah dibuktikan dalam sebuah uji klinis yang dilakukan pada subjek hewan. Pengobatan ini juga diharapkan dapat dimanfaatkan untuk mengatasi fenomena twindemic.

"Kami memfokuskan upaya kami pada pengembangan pengobatan untuk merawat pasien covid-19 dan melakukan yang terbaik untuk mengembangkan pengobatan yang efektif untuk penyakit virus menular lainnya. Riset dan pengembangan akan terus kami percepat untuk mengakhiri twindemic di Indonesia dan dunia,” kata Sengho Jeon.
 
Menurutnya, Niclosamide dikenal sebagai obat mekanisme yang dapat menghambat penetrasi dan masuknya virus ke dalam sel tubuh manusia. Pihaknya mulai mengembangkan pengobatan covid-19 untuk Niclosamide yang terbukti memiliki efek antivirus yang baik berdasarkan hasil penelitian dari Institut Pasteur Korea pada April lalu.

"Menurut hasil penelititan regenerasi obat covid-19 yang dilakukan oleh Kementerian Sains dan TIK Korea Selatan untuk mendukung upaya tanggap darurat dan keselamatan masyarakat, Niclosamide menunjukkan kekuatan antivirus 40 kali lebih tinggi dibandingkan dengan Remsivir yang sedang dikembangkan di dalam dan luar negeri sebagai pengobatan covid-19 melalui eksperimen sel. Niclosamide juga memiliki kekuatan antivirus 26 kali lebih tinggi dibandingkan dengan Chloroquine," ujarnya

Meskipun memiliki efek antivirus yang sangat baik, kata dia, Niclosamide memiliki kekurangan karena konsentrasi obat dalam darah akan menurun ketika dikonsumsi secara oral. DWRX2003 (nama bahan Niclosamide) merupakan sebuah produk yang dikembangkan bersamaan dengan Niclosamide sebagai mekanisme injeksi pelepasan berkelanjutan dengan memanfaatkan teknologi pemberian obat. Mekanisme injeksi ini mampu meningkatkan penyerapan obat yang rendah saat obat diberikan secara oral.

Saat ini, menurut dia, pihaknya telah memperoleh izin dari Kementerian Keamanan Makanan dan Obat (MFDS) untuk melakukan uji klinis fase pertama pengembangan DWRX2003 di Korea Selatan. Uji klinis fase pertama di Korea Selatan telah dilaksanakan di Chungnam National University Hospital pada subjek manusia yang sehat. Dalam uji klinis itu, Niclosamide dan plasebo diberikan secara acak melalui penyamaran ganda dan penerapan kontrol plasebo. Obat juga diberikan dalam satu waktu untuk memastikan keamanan dan menjaga tingkat konsentrasi obat dalam darah.

"Kami juga mempercepat pengembangan global dengan melakukan uji klinis DWRX2003 fase pertama di India dan Filipina, termasuk Korea. Di India, uji klinis fase pertama dan kedua telah memastikan keamanan pengobatan pada kelompok subjek pertama. Uji klinis pada kelompok subjek ketiga juga sedang berlangsung dengan lancar. Data subjek ras Kaukasia yang diperoleh dari uji klinis yang dilakukan di India akan digunakan sebagai data keamanan antar ras dan farmakokinetik saat melakukan uji klinis secara global seperti di Amerika Serikat dan Eropa."

Adapun di Filipina, uji klinis fase pertama dilakukan pada pasien covid-19 untuk meneliti keamanan dan efek pengobatan secara bersamaan. Daewoong Pharmaceutical berencana untuk melanjutkan uji klinis fase kedua dan ketiga pada tingkat multinasional tahun ini berdasarkan hasil uji klinis fase pertama.  Demikian halnya di Australia.

Menurutnya uji kemanjuran Niclosamide pada subjek hewan menunjukkan bahwa tingkat kematian sebesar 40% pada kelompok plasebo. Sementara itu, kelompok subjek yang diberikan Niclosamide 12 jam sebelum atau 7 hari setelah disuntikkan virus menunjukkan angka kematian 0%. Secara khusus, skor gejala klinis pada hari kedua pemberian Niclosamide menunjukkan peningkatan hingga 75% dibandingkan dengan kelompok kontrol, meskipun pengobatan diberikan pada saat gejala klinis memburuk pada hari infeksi ke-7. (RO/A-1)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Maulana
Berita Lainnya