Headline

Buruknya komunikasi picu masalah yang sebetulnya bisa dihindari.

Fokus

Pemprov DKI Jakarta berupaya agar seni dan tradisi Betawi tetap tumbuh dan hidup.

Doktor yang Hijrah Jadi Petani

Dio/M-1
19/11/2020 03:30
Doktor yang Hijrah Jadi Petani
Selain membudidayakan gaharu, Maharani juga mengajak masyarakat menanam tanaman lainnya seperti jagung.(Dok. Pribadi)

Menurut Maharani Indonesia merupakan negara yang unik. “Kita negara agraris, tetapi  nenek moyang kita ialah seorang pelaut,” ujarnya. “Ha..ha..ha. Ini guyonan,’’ katanya buru-buru menambahkan, saat ditanya mengapa mau terjun sebagai petani meski telah bergelar doktor.

Menurut cerita Maharni, ia dilahirkan dari orang tua yang merupakan petani. Selama ini, kata dia, salah satu sektor ekonomi Indonesia yang paling tahan terhadap guncangan krisis ialah pertanian. Namun, sektor itu tidak pernah berdampak secara positif terhadap peningkatan kesejahteraan petani. “Bahkan hasil kajian saya di NTB, masyarakat yang tergolong miskin masih didominasi oleh petani. Inilah yang memicu saya terpanggil untuk terjun  di bidang pertanian. Saya harus memberikan contoh kepada petani bagaimana menjadi petani yang profesional, menjadi petani yang mandiri, menjadi petani yang sukses.”

Menurut dia, rantai permasalahan di dalam bidang pertanian seperti lingkaran setan sehingga dbutuhkan pejuang-pejuang pertanian yang harus mau merom­baknya. Namun, kata Maharani, harus dengan cara terjun langsung sehigga cepat paham di mana sekat-sekat yang selama ini mengakibatkan petani Indonesia terpuruk. “Walaupun terjun menjadi petani, saya juga selalu meng-update keilmuan saya dengan cara melakukan penelitian-penelitian dan publikasi-publikasi ilmiah,” paparnya.

Selain itu, Maharani juga membentuk sebuah lembaga sebagai tempat petani belajar untuk memperoleh informasi. Ia juga membentuk tempat praktik petani (laboraturium lapangan) yang diberi nama Lombok Reseach Center. Lembaga ini juga bekerja sama dengan kementerian, pemerintah daerah, serta lembaga-lembaga internasional yang tertarik dengan isu-isu kemiskinan dan isu-isu lingkungan.

 “Yang menjadi tujuan utama saya adalah bagaimana kesejahteraan masyarakat di NTB, pada khususnya dan masyarakat petani di Indonesia pada umumnya, bisa meningkat,” tegasnya.

Maharani bersyukur pandemi covoid-19 tidak begitu berpengaruh pada kondisi komunitas petani gaharu. Berkurangnya wisatawan akibat lumpuhnya sektor pariwisata memang menyebabkan penurunan pembeli. Namun, ini bisa disiasati melalui media online. “Media online ini sangat membantu dalam bidang rantai pasar. Untuk budi daya tidak begitu berpengaruh, malahan petani tambah sehat jika ke kebun,” tutupnya. (Dio/M-1)

 



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Berita Lainnya