Pengamat: Jika Disiapkan Serius, Euforia Sepeda Bisa Bertahan Lama

Putri Anisa Yuliani
17/11/2020 13:00
Pengamat: Jika Disiapkan Serius, Euforia Sepeda Bisa Bertahan Lama
Warga berolahraga menggunakan sepeda di kawasan Bundaran HI, Jakarta.(MI/Ramdani )

PANDEMI Covid-19 membuat minat masyarakat terhadap kegiatan bersepeda meningkat. Banyak yang beralih menggunakan sepeda sebagai alat transportasi maupun hanya menjadi sarana olahraga dan rekreasi.

Ketua Bidang Advokasi Masyarakat Transportasi Indonesia (MTI), Djoko Setijowarno, mengatakan euforia ini bisa bertahan lama. Masyarakat bisa terus berkelanjutan menggunakan sepeda, bukan hanya di Ibu Kota tetapi juga daerah-daerah lain jika pandemi telah usai.

Baca juga: ITB Juarai Huawei ICT Competition 2019-2020 Tingkat Dunia

"Ya, saya rasa sangat bisa ya untuk bertahan lama setelah pandemi usai. Ini bisa terus berlanjut," kata Djoko dalam webinar 'Keselamatan Pesepeda di Jalan' yang diselenggarakan oleh Biro Hukum Kementerian Perhubungan, Selasa (17/11).

Namun, keberlangsungan tingginya minat masyarakat terhadap sepeda bisa bertahan apabila pemerintah daerah dapat memanfaatkan momentum pandemi untuk menambah infrastruktur bagi pesepeda.

Sebab, keberlanjutan euforia ini sangat ditentukan terhadap perbaikan dan penyediaan infrastruktur bagi keselamatan dan keamanan para pesepeda.

"Sekali lagi itu semua tergantung pada infrastruktur. Kalau pemerintah setelah ini bisa terus membangun jalur sepeda yang baik, yang aman, dan nyaman, tentunya minat itu akan terus meninggi biarpun pandemi sudah selesai ditanggulangi," tegasnya.

Program-program yang harus digalakkan bukan saja hanya jalur sepeda dan kelengkapannya di tengah kota. Namun, juga harus menyasar pada fasilitasi pesepeda yang berada di permukiman.

Untuk ini, pemerintah pusat dan daerah didorong untuk berkerja sama dengan para operator angkutan agar mau menyediakan angkutan umum pengumpan yang armadanya dapat menampung sepeda.

"Kita tahu bahwa makin ke sini, pembangunan permukiman semakin jauh dari pusat ekonomi misal di Bodetabek. Untuk itu, terlalu jauh jika mereka yang tinggal di sana harus secara penuh bersepeda ke pusat kota. Ini bisa disiasati dengan penyediaan bus yang bisa menampung sepeda seperti yang sudah dilakukan oleh BPTJ melalui bus JR Conexion dan beberapa armada TransJakarta," jelas Djoko.

Dengan demikian, warga yang berada di permukiman di luar Jakarta tetap bisa nyaman bertransportasi dengan sepeda setibanya di pusat kota tanpa harus menggunakan armada angkutan bermotor seperti ojol dan taksi. (OL-6)
 



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Astri Novaria
Berita Lainnya