Headline

Rakyat menengah bawah bakal kian terpinggirkan.

Strategi Cegah Karhutla Turunkan Titik Panas

MI
05/11/2020 23:20
Strategi Cegah Karhutla Turunkan Titik Panas
Kebakaran hutan(Dok. MI)

KEMENTERIAN Lingkungan Hidup dan Kehutanan menyatakan jumlah hotspot atau titik panas terus mengalami tren penurunan hingga 91,54% dibanding tahun lalu. Direktur Pengendalian Kebakaran Hutan dan Lahan KLHK Basar Manullang mengatakan berdasarkan data pemantauan titik panas sampai dengan Kamis, 5 November 2020 berdasarkan Satelit Terra/Aqua (NASA) Confident Level 80% terjadi
tren penurunan hotspot.

“Pencapaian signifikan ini tidak lepas dari berbagai strategi kebijakan dan aksi yang dilakukan oleh pemerintah dan peran masyarakat dalam mencegah dan menangani kebakaran hutan dan lahan (karhutla),” kata Basar kepada Media Indonesia, kemarin.

Menurut Basar, pemerintah telah menyinergikan dan mengoptimalkan seluruh sumber daya, dari tingkat pusat, daerah, hingga tapak. Berdasarkan pengalaman penangan karhutla, pada 2020 dilakukan pendekatan tiga klaster yang menjadi strategi pencegahan karhutla.

Klaster pertama, terang Basar, ialah pengendalian operasional dalam sistem Satgas Terpadu di tingkat wilayah yang diperkuat dengan Masyarakat Peduli Api (MPA) yang dilengkapi sarana dan pengetahuan teknis serta dibekali pengetahuan paralegal.

Klaster kedua dilakukan dengan analisis iklim dan rekayasa hari hujan melalui Teknologi Modifikasi Cuaca (TMC). Klaster ketiga ialah pembinaan tata kelola lansekap, khususnya dalam ketaatan pelaku/konsesi, praktik pertanian, dan penanganan lahan gambut. “Upaya dan kerja keras pemerintah dan para pihak lainnya akan terus dilakukan, tidak akan berhenti dengan datangnya musim hujan,” sebutnya.

Sebelumnya, Menteri LHK Siti Nurbaya menegaskan atas kerja keras jajaran pusat hingga ke tapak, sejumlah provinsi rawan karhutla dapat terbebas dari ancaman asap tahun ini. Salah satunya ialah Provinsi Riau yang mengakhiri siaga darurat karhutla pada 31 Oktober lalu. “Yang paling nyata di Provinsi Riau dan Provinsi Kalbar. Yang bila tidak dijaga kita bisa kecolongan, yaitu pada bulan April-Mei di Riau dan pertengahan Agustus di Kalbar,” ujar Menteri Siti. (Fer/H-3)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Msyaifullah
Berita Lainnya