Headline

Dalam suratnya, Presiden AS Donald Trump menyatakan masih membuka ruang negosiasi.

Fokus

Tidak semua efek samping yang timbul dari sebuah tindakan medis langsung berhubungan dengan malapraktik.

Indonesia Amankan 100 Juta Vaksin

Nur Aivanni
15/10/2020 04:06
Indonesia Amankan 100 Juta Vaksin
Perkiraan penyediaan vaksin(Lembaga Biologi Molekuler Eijkman/ Grafis: SENO)

MENTERI Luar Negeri Retno Marsudi mengatakan bahwa Indonesia telah menyampaikan permintaan penyediaan vaksin covid-19 dari perusahaan Astra Zeneca (AZ) sebesar 100 juta untuk 2021.

“Pengiriman pertama diharap dapat dilakukan pada semester pertama 2021 dan akan dilakukan secara bertahap,” kata Retno dalam virtual briefi ng, kemarin.

Permintaan itu disampaikan dalam pertemuan delegasi Indonesia dengan jajaran pimpinan Astra Zeneca di Inggris yang ditutup dengan penandatanganan letter of intent terkait rencana pengadaan vaksin covid-19 dari Astra Zeneca.

Pertemuan dengan AZ, kata Retno, terutama digunakan untuk membahas detail komitmen penyediaan vaksin, di luar komitmen bilateral yang telah diperoleh sebelumnya dari Sinovac dan Sinopharm/G42.

Vaksin AZ, jelasnya, merupakan salah satu kandidat vaksin yang telah memasuki tahap uji klinis 3. Selain itu, AZ juga tertarik membangun kerja sama dan kolaborasi strategis jangka panjang dengan Indonesia.

“Delegasi Indonesia menekankan mengenai pentingnya faktor keamanan dan efikasi dari vaksin. Faktor-faktor ini akan menjadi bagian penting dari kerja sama vaksin Indonesia dengan AZ termasuk berbagi informasi mengenai hasil uji klinis tahap 1 dan 2,” tuturnya.

Menlu juga telah bertemu pimpinan Coalition for Epidemic Preparedness Innovation (CEPI) untuk membahas tindak lanjut dari due diligence yang dilakukan CEPI terhadap Bio Farma pada September lalu.

CEPI, ungkap Retno, menghargai komitmen Indonesia untuk melakukan kerja sama. CEO CEPI, katanya, menyampaikan bahwa hasil due dilligence terhadap Bio Farma menunjukkan hasil sangat baik. “Oleh karena itu, CEPI siap bekerja sama dengan Bio Farma,” tambahnya.

Indonesia juga telah menyampaikan keinginan untuk menjadi bagian dari CEPI Investors Council. Itu dilakukan sebagai bentuk komitmen terhadap upaya multilateral untuk menjamin akses setara terhadap vaksin yang aman dan dengan harga terjangkau.

Terpisah, Bank Dunia kemarin menyetujui pendanaan baru US$12 miliar bagi negara-negara berkembang untuk membiayai pembelian dan distribusi vaksin covid-19, tes dan perawatan bagi warga. Rencana itu merupakan bagian dari total dana US$160 miliar yang telah dijanjikan kepada negara-negara berkembang hingga Juni 2021.

Uji praklinik

Kepala Lembaga Biologi Molekuler Eijkman Amin Soebandrio menyatakan vaksin Merah Putih ditargetkan dapat memasuki uji praklinik pada November mendatang.

“Progres vaksin Merah Putih sudah 55%. Diharapkan, akan segera uji pra-klinik bulan depan kalau semuanya lancar. Diharapkan, akhir tahun selesai dan awal tahun diserahkan ke PT Bio Farma,” kata Amin dalam diskusi daring bertema Vaksin Merah Putih: tantangan dan harapan yang diselenggarakan Forum Diskusi Denpasar 12, kemarin.

Diperkirakan, 175 juta penduduk Indonesia harus mendapat vaksin. Setiap orang akan mendapat 2 dosis vaksin, dengan demikian Indonesia membutuhkan 350 juta dosis vaksin. “Kalau kita bisa menyediakan 1 juta dosis per minggu, kita butuh 350 minggu. Itu berarti harus ada skala prioritas untuk penerimanya,” ungkapnya.

Dalam kesempatan yang sama, Wakil Ketua MPR RI Lestari Moerdijat menyatakan tata kelola vaksinasi harus transparan agar masyarakat memahami dan yakin akan kemampuan vaksin. “Soal ketersediaan vaksin memang menjadi harapan masyarakat untuk keluar dari krisis akibat pandemi,” ungkapnya. (Ins/Van/Ata/Uta/AFP/X-11)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Kardashian
Berita Lainnya