Headline
Dengan bayar biaya konstruksi Rp8 juta/m2, penghuni Rumah Flat Menteng mendapat hak tinggal 60 tahun.
Dengan bayar biaya konstruksi Rp8 juta/m2, penghuni Rumah Flat Menteng mendapat hak tinggal 60 tahun.
SADAR atau tidak pandemi covid-19 yang kini masih melanda Tanah Air dan sebagian besar negara di dunia telah membentuk kebiasaan baru di masyarakat. Kebiasaan baru sebenarnya sebagai adaptasi manusia untuk bisa tetap eksis.
“Pandemi covid-19 memaksa kita untuk beradaptasi dan mulai menerapkan pola-pola hidup yang baru. Ada kebiasaan yang baik dan patut dipertahankan bahkan setelah nanti pandemi telah selesai, namun ada juga yang seringkali luput dari perhatian kita tapi ternyata kurang baik atau kurang tepat bagi tubuh maupun lingkungan. Ini menjadi pokok bahasan dalam peluncuran Re.juve Cares, tentang bagaimana kami sebagai perusahaan selalu berupaya untuk bisa memberikan sesuatuyang berkelanjutan bagi masyarakat, untuk tidak hanya menjaga kesehatan tubuh, tapi juga lingkungan dan masyarakat di sekitar kita,” ujar CEO dan Presiden Direktur Re.juve, Richard Anthony dalam acara peluncurkan kampanye Re.juve Caressecara virtual, Senin (5/10).
Baca juga: Belum Ada Vaksin, Adaptasi Kebiasaan Baru Jadi Keniscayaan
Salah satu perubahan besar yang dirasa ketika masa pandemi, kata dia adalah frekuensi kunjungan masyarakat ke pusat perbelanjaan yang berkurang secara drastis. Padahal, kebutuhan tubuh akan nutrisi yang seimbang yang salah satunya didapat dari sayur dan buah-buahan segar justru semakin meningkat demi menjaga daya tahan tubuh secara maksimal.
“Di masa pandemi ini, penting bagi kita untuk terus meningkatkan konsumsi sayur dan buah-buahan segar berkualitas baik secara langsung ataupun produk-produk pengganti dengan kandungan nutrisi dan vitamin yang setara yang dibuat hanya dari 100% buah dan sayur segar tanpa tambahan apapun. Kita ingin masyarakat bijaksana dalam memilih produk-produk yang baik dan tepat bagi tubuh. Hal ini menjadi sangat krusial, karena kita sedang berperang melawan pandemi, yang senjata utama kita adalah daya tahan tubuh, yang ditopang oleh asupan makanan berkualitas,” tambah Richard.
Selain itu mereka juga ingin menggugah kepedulian terhadap sampah. Gerakan menuju nol sampah (towards zero-waste) memang menjadi motor utama kampanye ini. Hal ini berangkat dari kekhawatiran akan semakin mendesaknya persoalan sampah, khususnya di Jakarta. Ajakan untuk diet plastik sudah sering didengar, namun kesadaran akan tingginya produksi sampah organik harian di Jakarta kadang masih terabaikan.
“Kami menyambut baik tawaran dari Re.juve untuk terlibat dalam pengolahan sampah organik menjadi maggot. Dengan mengirimkan secara langsung sampah organik dari Central ProductionFacility (CPF) di Cikupa ke fasilitas pengolahan maggotdi Ciater, Tangerang Selatan, Re.juve telah membantu meniadakan proses pemilahan sampah yang memakan biaya tinggi, serta turut memberdayakan hingga tujuh warga sekitar untuk mengolah materi organik menjadi 50 kilogram maggotper hari dan mampu memberikan keuntungan kepada warga,” kata Emil Kaburuan, pendiri KOMPIS.
Tidak berhenti di hulu saja, atau memastikan proses produksi menuju bebas sampah, Re.juve juga berkomitmen untuk tidak menambah sampah plastik baru. Sejak Januari 2020 lalu, Re.juve telah mengubah seluruh kemasan botol plastik minuman Re.juve dengan 100% plastik Recycled-PETyang aman untuk makanan dan minuman.
“Sesuai dengan visi produk kami untuk menjadi brand with integrity, kami percaya pada suatu upaya holistik dan berkelanjutan dalam berbuat baik, tidak hanya bagi diri sendiri, namun juga bagi bumi dan masyarakat. Kami berharap dapat menginspirasi dalam upaya kita menuju gaya hidup berkelanjutan, yang dapat diterapkan tidak hanya sekarang di masa pandemi ini, tapi juga nantinya setelah kita benar-benar kembali ke situasi normal,” tutup Richard. (A-1)
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved