Headline

Revisi data angka kemiskinan nasional menunggu persetujuan Presiden.

Fokus

Keputusan FIFA dianggap lebih berpihak pada nilai komersial ketimbang kualitas kompetisi.

Luhut Minta BUMN Jangan Jual Obat Covid-19 Harga Mahal

Insi Nantika Jelita
05/10/2020 17:45
 Luhut Minta BUMN Jangan Jual Obat Covid-19 Harga Mahal
Wakil Ketua Komite Penanganan COVID-19 dan Pemulihan Ekonomi Nasional, Luhut Binsar Pandjaitan(Antara)

MENKO Maritim dan Investasi yang sekaligus menjabat sebagai Wakil Ketua Komite Penanganan COVID-19 dan Pemulihan Ekonomi Nasional, Luhut Binsar Pandjaitan meminta perusahaan BUMN Farmasi tidak menjual obat covid-19 dengan harga yang mahal.

Hal itu disampaikan Luhut dalam Rapat Koordinasi (Rakor) Ketersediaan dan Kewajaran Harga Obat/Farmasi untuk Covid 19 di Jakarta, Senin (5/10).

“Kalbe Farma, Bio Farma, Indofarma dan perusahaan farmasi lainnya saya minta jangan buat harga yang terlalu tinggi (obat covid-19)," ungkap Luhut dalam keterangan resminya.

Ia mengatakan, di tengah pandemi kondisi ekonomi masyarakat masih terpuruk. Diketahui, PT Indofarma mematok harga obat covid-19 remdesivir sebesar Rp1,3 juta per vial.

"(Harga obat covid-19) sesuai kewajaran saja karena ini masalah kemanusiaan dan tolong perhatikan kondisi ekonomi masyarakat yang sedang sulit saat ini,” tegas Luhut.

Baca juga : Obat Covid-19 Remdesivir Dibanderol Rp1,3 Juta

Pemerintah, menurutnya, telah memiliki kumpulan data mengenai harga obat berbasis free on board atau harga barang di tempat asal dari negara-negara eksportir seperti India, Tiongkok dan Jerman.

"Database ini akan digunakan untuk mengevaluasi kewajaran harga obat-obatan Covid19 yang ada di pasar, dan saya minta pak Terawan (Menkes) untuk mengawasi secara ketat hal ini,” pinta Luhut.

Luhut menuturkan, bahan baku obat-obat masih diimpor aluas masih belum mampu diproduksi dalam negeri. Ia meminta Kementrian Kesehatan (Kemenkes) untuk mengecek lagi harga di pasaran dan obat mana yang bisa segera diproduksi dalam negeri.

Kemenkes, sebut Luhut, juga harus memastikan ketersediaan obat-obatan Covid19 terjaga paling tidak hingga akhir tahun ini. Ia membeberkan, timnya masih menemukan beberapa rumah sakit yang mengalami kesulitan untuk memperoleh Favipiravir, Remdesivir dan Actemra.

"Saya ingin agar kelangkaan ini bisa segera diselesaikan. Saya akan cek secara regular terkait hal ini, pokoknya jangan sampai ada orang mati karena tidak memperoleh obat tepat waktu,” tukas Luhut. (OL-2)

 



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Baharman
Berita Lainnya