Headline
Pemerintah merevisi berbagai aturan untuk mempermudah investasi.
Hingga April 2024, total kewajiban pemerintah tercatat mencapai Rp10.269 triliun.
REKTOR Institut Pertanian Bogor (IPB) University Prof Arif Satria dinyatakan negatif covid-19. Hal itu berdasarkan hasil tes usap kedua yang dijalaninya, selang sepekan dari tes usap pertama yang menyatakan dirinya terkonfirmasi positif.
"Syukur alhamdulillah hasil tes usap kedua saya menunjukkan bahwa saya dinyatakan negatif. Tes usap kedua tanggal 24 September kemarin. Tes usap pertama 18 September, iya (hanya selang) enam hari," kata Prof Arif, Jumat (25/9).
Ia bersyukur dengan dinyatakan negatif covid-19, terhitung hari ini bisa pulang dari Rumah Sakit Elang Medika Corpora (EMC) Sentul Kabupaten Bogor, Jawa Barat, meski harus menjalani isolasi mandiri selama 10 hari di rumah.
"Hari ini saya diperbolehkan kembali ke rumah dan akan menjalani isolasi mandiri selama 10 hari sesuai protokol kesehatan," ujar mantan Dekan Fakultas Ekologi Manusia (FEMA) IPB itu.
Baca juga: Rektor Positif Covid, IPB Berlakukan Pembatasan Masuk Kampus
Arif menghaturkan terima kasih kepada semua pihak yang memberi dukungan selama menjalani masa isolasi di rumah dan rumah sakit setelah dinyatakan terkonfirmasi positif covid-19.
"Mohon doanya agar saya dapat segera pulih dan sehat kembali seperti sediakala sehingga dapat menjalankan aktivitas dan kewajiban saya sebagai Rektor IPB dengan baik," tuturnya.
Sebelumnya, Arif Satria terkonfirmasi positif covid-19 dari hasil tes usap tanggal 18 September 2020, meski tanpa mengalami gejala apapun.
"Di tengah berbagai aktivitas yang padat, atas inisiatif saya sendiri, saya melakukan test swab pada tanggal 18 September dan ternyata hasilnya dinyatakan positif," terang Prof Arif saat itu.(Ant/OL-5)
Studi baru menunjukkan peningkatan signifikan dalam komplikasi penyakit terkait alkohol di kalangan perempuan paruh baya selama periode pandemi covid-19.
Kasus peningkatan signifikan mata minus atau Myopia Booming kini menjadi perhatian serius, terutama karena dapat berdampak buruk pada masa depan anak-anak
Sebuah studi menunjukan selama pandemi Covid-19 terjadi peningkatan rawat unap untuk remaja berusia 12 hingga 17 tahun karena gangguan makan.
Produk skincare dan kesehatan menjadi bagian dari kebutuhan masyarakat, terutama kaum perempuan. Hal ini dipengaruhi oleh tren kecantikan dan gaya hidup sehat.
Instansi di lingkungan Pemkab Tasikmalaya diharapkan bisa berkoordinasi dan bersinergi dengan gencar melakukan sosialisasi
Di Kabupaten Cianjur belum ditemukan adanya kasus covid-19. Namun tentu harus diantisipasi karena diinformasikan kasus covid-19 kembali melonjak.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved