Headline
Senjata ketiga pemerataan kesejahteraan diluncurkan.
Tarif impor 19% membuat harga barang Indonesia jadi lebih mahal di AS.
SEKRETARIS Jenderal Pengurus Pusat Perhimpunan Dokter Paru Indonesia, Dr Erlang Samoedro, mengatakan saat ini klaster keluarga cukup memprihatinkan. Apalagi, dalam rumah tersebut terdapat, bayi, anak-anak dan orang lanjut usia yang rentan terpapar virus.
"Klaster keluarga ini berarti dalam satu keluarga ada beberapa kasus ya, biasanya yang dimulai dulu dari luar, misalnya bapak ibu yang bekerja, " kata dokter Erlang dalam diskusi virtual di Gedung BNPB Jakarta, Senin (7/9).
Baca juga: Siapkan Puluhan Triliun, Pemerintah Fokus Pengadaan Vaksin Korona
Dia menjelaskan klaster keluarga tersebut pada dasarnya terjadi karena adanya salah seorang atau beberapa anggota keluarga yang berpergian keluar rumah dan terpapar virus.
"Saat kembali ke rumah, orang yang terpapar tadi tidak menerapkan protokol kesehatan dengan baik seperti yang dianjurkan yakni mandi, mencuci pakaian yang baru saja dikenakan dan lainnya," sebutnya.
Oleh karena itu, terjadi transmisi virus kepada anggota keluarga yang lain. Klaster keluarga terjadi karena adanya relaksasi pembatasan sosial sehingga orang-orang bebas beraktivitas.
"Yang parahnya, terkadang dia tidak sadar telah terinfeksi dari lingkungan sekitar dan membawa virus ke rumah kemudian menularkan ke kepada yang lain, itu yang terjadi," paparnya
Dia memastikan, klaster keluarga patut diwaspadai apalagi di dalam rumah terdapat kelompok rentan terhadap papar Covid-19, seperti anak-anak dan orang tua sehingga berpotensi terjadinya kondisi yang buruk.
"Kelompok rentan itu ada dalam keluarga," lanjutnya
Dokter Erlang menyebut upaya melindungi kelompok rentan di dalam keluarga yakni apabila teridentifikasi bahwa adanya positif Covid-19 di lingkungan kantor tentunya orang itu harus waspada apabila kembali ke rumah.
"Jika memang kontak langsung dengan pasien positif, periksa ke layanan kesehatan, isolasi mandiri dan harus sadar agar tidak mendekati orangtua, bayi atau anak di rumahnya," jelas Dokter Erlang.
Begitu juga ketika pulang dari aktifitas luar, secepatnya membersihkan badan dan menganti pakaian sebelum berkumpul dengan keluarga. (OL-6)
Nimbus berada pada kategori VUM, artinya sedang diamati karena lonjakan kasus di beberapa wilayah, namun belum menunjukkan bukti membahayakan secara signifikan.
KEPALA Dinas Kesehatan Provinsi Sulawesi Selatan Ishaq Iskanda, Sabtu (21/6) mengatakan Tim Terpadu Dinas Kesehatan Sulawesi Selatan (Sulsel) menemukan satu kasus suspek Covid-19.
Peneliti temukan antibodi mini dari llama yang efektif melawan berbagai varian SARS-CoV, termasuk Covid-19.
HASIL swab antigen 11 jemaah Haji yang mengalami sakit pada saat tiba di Asrama Haji Sukolilo Surabaya, menunjukkan hasil negatif covid-19
jemaah haji Indonesia untuk meningkatkan kewaspadaan terhadap gejala penyakit pascahaji. Terlebih, saat ini ada kenaikan kasus Covid-19.
Untuk mewaspadai penyebaran covid-19, bagi jamaah yang sedang batuk-pilek sejak di Tanah Suci hingga pulang ke Indonesia, jangan lupa pakai masker.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved