Rabu 26 Agustus 2020, 02:30 WIB

Negara Harus Hadir Tangani Alzheimer

(RO/H-2) | Humaniora
Negara Harus Hadir Tangani Alzheimer

MI/ SUSANTO
Wakil Ketua MPR RI yang membidangi Penyerapan Aspirasi Masyarakat dan Daerah, Lestari Moerdijat

 

PENANGANAN penyakit demensia alzheimer di Indonesia masih menanti niat baik dari pemerintah. Hal itu diutarakan Wakil Ketua MPR RI yang membidangi
Penyerapan Aspirasi Masyarakat dan Daerah, Lestari Moerdijat, saat berbicara dengan pengurus Alzheimer Indonesia secara virtual, kemarin.

“Bukan semata kita mengenali penyakitnya, melainkan lebih dari itu, negara harus benar benar hadir lewat sejumlah kebijakan yang bisa mengatasi
penyakit demensia alzheimer di Indonesia secara menyeluruh,” kata Rerie, panggilan akrab Lestari.

Demensia alzheimer merupakan gangguan penurunan fungsi otak yang memengaruhi emosi, daya ingat, dan pengambilan keputusan seseorang. Orang awam
menyebutnya dengan pikun.

Menurut Rerie, penyakit demensia alzheimer di Indonesia belum banyak dipahami masyarakat. Karena itu, negara harus hadir dalam penanganan demensia
alzheimer yang mayoritas dialami kaum lansia itu.

Di Indonesia, diperkirakan ada sekitar 1,2 juta orang dengan demensia (ODD) pada 2016 yang akan meningkat menjadi 2 juta orang pada 2030 mendatang.

Kerugian yang dialami keluarga yang terkena demensia alzheimer diperkirakan mencapai US$2,2 miliar. Kerugian ekonomi itu, antara lain disebabkan hilangnya
penghasilan bagi ODD, caregivers yang merawat dan mendampinginya, serta tingginya biaya mengurus ODD.

Founder Alzheimer Indonesia dan Regional Director Alzheimer’s Diseases International DY Suharya mengungkapkan pihaknya sudah bertemu Komnas
HAM, Bappenas, Kemenkes, Kemensos, dan kementerian lainnya untuk memperjuangkan hak pelayanan kesehatan bagi warga lansia yang rawan terkena ODD.

“Tetapi hingga saat ini realisasi sejumlah kebijakan yang dibahas belum membuahkan hasil. Dementia is everybody’s business dan perlu upaya semua pihak untuk berkontribusi dalam meningkatkan kualitas hidup lintas generasi,“ ujar DY Suharya. (RO/H-2)

Baca Juga

Freepik

Penelitian Menemukan Perubahan pada Organ Terkait Long Covid

👤Thalatie K Yani 🕔Sabtu 23 September 2023, 07:05 WIB
Individu yang mengalami long covid menunjukan kelainan pada beberapa organnya setelah...
Freepik

Gangguan Refraksi Mata pada Anak Meningkat setelah Pandemi

👤Ardi Teristi Hardi 🕔Sabtu 23 September 2023, 07:05 WIB
Persentase gangguan penglihatan akibat gangguan refraksi pada anak usia sekolah sekitar...
Ist

Peluncuran Buku dan Pameran Seni Rupa Trilogi Puspa Hati

👤Syarief Oebaidillah 🕔Jumat 22 September 2023, 22:08 WIB
Melalui karya buku trilogi Puspa Hati yang mengandung pesan cinta, alumnus FISIP UI ini sejatinya ingin menyampaikan bahwa di tengah...

E-Paper Media Indonesia

Baca E-Paper

MI TV

  • Presiden PKS Buka-Bukaan Soal Pasangan Amin

    Berikut petikan wawancara khusus wartawan Media Indonesia Ahmad Punto, Henri Salomo, Akhmad Mustain, dan Rifaldi Putra Irianto di kantor DPP PKS, Jakarta, Kamis (21/9/2023).

Selengkapnya

Berita Terkini

Selengkapnya

BenihBaik.com

Selengkapnya

MG News

Selengkapnya

Berita Populer

Selengkapnya

Berita Weekend

Selengkapnya