Headline

Manggala Agni yang dibentuk 2002 kini tersebar di 34 daerah operasi di wilayah rawan karhutla Sumatra, Sulawesi, dan Kalimantan.

Fokus

Sejak era Edo (1603-1868), beras bagi Jepang sudah menjadi simbol kemakmuran.

Sheila Timothy Cerita Bagus Tak Lekang Waktu

Fathurrozak
26/8/2020 04:25
Sheila Timothy Cerita Bagus Tak Lekang Waktu
Sheila Timothy(MI/Permana)

FILM terbaru yang diproduseri Sheila Timothy, 48, harusnya tayang pada momentum lebaran silam. Namun, karena terdampak pandemi, film berjudul Mudik itu baru rilis pada akhir bulan ini. 

Namun Lala-sapaan Sheila, tidak khawatir. Baginya, film dengan cerita bagus tidak lekang waktu. Mudik merupakan film Sheila Timothy dan disutradarai oleh Adriyanto Dewo, yang sebelumnya juga pernah bekerja sama dengan Lala pada film Tabula Rasa. 

Pada film ini ide dan naskah berasal dari Adri. Menurut Lala, Adri punya kekuatan dalam bercerita dan punya keandalan dalam menggarap film. 

“Adri selalu punya kekuatan cerita yang sangat relate, dengan siapa saja yang nonton. Tentang kehidupan, perjalanan. Aku juga memuji untuk para cast dan kru, serta chief kru, yang luar biasa di film ini. Susahnya bikin film road movie, selalu ada tantangannya, baik dari bujet, infrastruktur,” kata Lala yang merupakan Chief Operating Officer dan Produser Lifelike Pictures dalam konferensi pers virtual, Senin, (24/8).

Film Mudik diperankan Putri Ayudya, Ibnu Jamil, Asmara Abigail, dan Yoga Pratama. Sebelum rilis di Indonesia pada (28/8), film ini telah tayang di beberapa festival internasional, seperti di International Film Festival & Awards (IFFAM) ke-empat Macau akhir tahun lalu, dan CinemAsia Film Festival Maret silam.

“Mudik bukan saja perjalanan fisik pulang kampung, tetapi ada spiritual journey. Makanya judul Mudik itu punya dua konotasi cerita dari berbagai sisi. Adri sudah share lama banget cerita ini, enggak lama selesai dari Tabula Rasa. Ini cerita yang unik dan dalam,” kata Lala.

Lifelike Pictures digandeng rumah produksi Relate Films setelah tahap pascaproduksi dan untuk promosi film. Sebelumnya, naskah film ini juga memenangkan script room for feature film development programme dari British Council pada 2016.

“Ketika filmnya jadi, dan saya diajak, tertarik apalagi setelah melihat rough cut-nya. Saya bisa melihat craftsmanship si sutradara. Adri memang di Tabula Rasa pun juga punya sentuhan spesial, bagaimana dia punya kekuatan menceritakan karakter yang sedikit, tetapi menarik,” sambung Lala.

Meski film ini awalnya diproyeksikan tayang di jaringan bioskop pada momentum lebaran, film ini baru rilis di Indonesia pada akhir Agustus ini di platform OTT Mola Tv. Namun, bagi Lala, hal itu tidak berpengaruh besar.

“Kita balik lagi ngomongin konten. Film bagus dengan cerita yang bagus tidak lekang oleh waktu. Kami merasa karya bagus tidak tergantung momentum, bukan berarti ini yang harusnya keluar lebaran kemarin lalu jadi problem. Mudik bukan sekadar pulang kampung, tetapi spiritual
journey, bisa mengikuti karakter di dalam cerita ini, kekuatan Adri itu character driven.”


Alternatif

Bagi Lala, industri film beberapa tahun belakang mengalami perkembangan. Salah satunya, semakin bertumbuhnya platform OTT yang beroperasi di Indonesia. Hal itu pun memengaruhi distribusi film.

“Ada pergeseran. Pengembalian modal bikin film bukan saja dari bioskop, ada dari free to air, ancillaries seperti di pesawat, dan tiga tahun belakangan ini OTT semakin gencar masuk di Indonesia, baik dari lokal maupun luar negeri juga.” 

“Platform OTT jadi alternatif buat kami untuk orang-orang fi lm bisa bertemu dengan audiens. Memang menurut saya kepuasan menonton di layar lebar, di bioskop tidak bisa digantikan. Namun, OTT menjadi alternatif juga yang memudahkan buat orangorang yang sibuk, bisa nonton dari mana saja.” (H-3) 
 



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Msyaifullah
Berita Lainnya