Headline
Buruknya komunikasi picu masalah yang sebetulnya bisa dihindari.
Buruknya komunikasi picu masalah yang sebetulnya bisa dihindari.
Pemprov DKI Jakarta berupaya agar seni dan tradisi Betawi tetap tumbuh dan hidup.
MESKI menyusui bayi merupakan proses yang alami, namun tidak serta merta hal itu bisa dilakukan dengan mudah. Terbukti, angka pemberian ASI eksklusif di Indonesia masih terbilang rendah, yakni sekitar 40% di perkotaan dan sekitar 30% di perdesaan.
“Perlu dipahami, meski menyusui merupakan proses natural, seorang ibu perlu dukungan dari orang-orang sekitar. Seperti dari suami, keluarga, tenaga kesehatan yang membantu persalinan, termasuk dari tempat kerja si ibu,” ujar dokter spesialis anak konsultan neonatalogi, dr Naomi Esthernita F Dewanto SpA(K), pada diskusi memperingati Pekan ASI Sedunia yang digelar secara virtual oleh Siloam Hospitals Kebon Jeruk (SHKJ), Jumat (7/8).
Baca juga: Perawatan Intensif Bukan Penghalang Bayi dapat ASI
Dukungan orang sekitar, terutama suami dan keluarga, kata dia sangat penting untuk menghadirkan ketenangan bagi si ibu, juga mendukung asupan gizi yang diperlukannya. Dengan ketenangan, kenyamanan, dan asupan gizi yang baik, produksi ASI dan proses menyusui akan lebih lancar.
Bukan itu saja, dengan memberikan ASI Eksklusif bisa merangsang proses penyembuhan bayi karena dipercaya kedekatan orang tua dan bayi membantu hormon oksitosin dapat memproduksi ASI agar ikatan batin ibu dan anak semakin kuat. “Karena kami percaya bahwa keluarga adalahtim dalam perawatan dan perlu dirangkul untuk terlibat dan mendiskusikan masalah bayi mereka,” kata dia.
Menurut Naomi Esthernita yang juga pemimpin NICU Siloam Hospitals Kebon Jeruk, Salah satu tujuan penyelenggaraan pekan ASI sedunia adalah untuk menyadarkan masyarakat betapa pentingnya peran ASI untuk tumbuh kembang bayi. Menurut data yang terdapat pada Kementerian Kesehatan Republik Indonesia, ASI merupakan sumber nutrisi dan energi yang penting bagi bayi pada usia 6-24 bulan. ASI memenuhi lebih dari setengah kebutuhan energi pada anak usia 6-12 bulan dan sepertiga dari kebutuhan energi pada anak usia 12-24 bulan.
Manfaat dari ASI, diantaranya adalah meningkatkan daya tahan tubuh bayi, dapat mencegah obesitas, menciptakan bonding pada ibu dan anak, semakin kuat tulang si kecil dan berperan dalam mencegah adanya malnutrisi. ASI juga dapat berperan dalam proses penyembuhan ketika anak terserang penyakit.
“Sesuai dengan tema Pekan ASI Sedunia, untuk menyehatkan bumi setiap bayi lahir perlu diberi ASI, terutama bayi yang sakit di Neonatal Intensive Care Unit (NICU). Siloam Hospitals Kebon Jeruk berusaha mendukung ibu menyusui dengan berbagai cara, seperti Klinik Laktasi, konseling untuk mendukung ibu menyusui di NICU, Family CenteredCare (FCC), memberikan pelatihan dan lainnya agar memberikan edukasi ibu untuk menyusui,” ujar Naomi
Pekan ASI Sedunia selalu dirayakan setiap 1-7 Agustus. Tema untuk tahun ini adalah Support Breastfeeding for Healthier Planet. Tahun ini, WHO, UNICEF dan WABA (World Alliance for Breastfeeding Action) mengaitkannya dengan isu kesehatan lingkungan. Terlebih lagi, saat ini dunia tengah diguncang dengan pandemi covid-19 yang membuat kita semakin sadar bahwa kesehatan lingkungan sangat berpengaruh besar bagi kehidupan. (RO/A-1)
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved