Fleksibilitas Jadi Solusi Atasi Hambatan Pembelajaran Jarak Jauh

Atikah Ishmah Winahyu
22/7/2020 20:50
Fleksibilitas Jadi Solusi Atasi Hambatan Pembelajaran Jarak Jauh
Siswa melakukan pembelajaran jarak jauh selama pandemi covid-19(Antara/Makna Zaezar)

PANDEMI covid-19 menjadi tantangan tersendiri bagi siswa, guru, maupun orang tua dalam menjalankan kegiatan pembelajaran. Sejak munculnya wabah covid-19 di Indonesia, satuan pendidikan di berbagai jenjang mulai melakukan pembelajaran jarak jauh (PJJ).

Founder The Spring School Ubud Veronica Nariswari mengungkapkan, dalam dua minggu pertama pelaksanaan PJJ secara daring, pihak sekolah, anak, dan orang tua sama-sama mengalami kesulitan, baik dari segi adaptasi, waktu, materi, hingga akibat faktor eksternal yakni keterbatasan pada gawai maupun jaringan. Namun, para guru tidak menyerah untuk mencari segala cara agar anak-anak tetap dapat belajar.

“Kami tidak berhenti mencari solusi, kami tidak berhenti mencari cara bagaimana anak-anak bisa belajar walaupun medianya berbeda, walaupun caranya berbeda,” tutur Veronica dalam webinar Pengaruh Digitalisasi dalam Proses Pembelajaran Anak Usia Dini, Rabu (22/7).

Veronica menuturkan, agar pembelajaran dapat berjalan lebih efektif, para guru kemudian sepakat untuk meringkas jam pelajaran menjadi 40 menit dalam sehari. Selain itu, pihak sekolah juga memberikan kebebasan bagi orang tua yang tidak dapat melaksanakan pembelajaran daring untuk melakukan pembelajaran luring yakni dengan mengerjakan tugas yang dikirimkan oleh pihak sekolah.

Baca juga : Orangtua Jadi Sahabat Anak Selama Belajar di Rumah

“Kami juga memberikan fleksibilitas untuk setiap orang tua bisa mengumpulkan tugas itu sesuai dengan kesanggupan mereka. Kami ingin orang tua paham bahwa kami ingin berjuang bersama-sama untuk memenuhi hak sehat dan hak belajar anak,” ujarnya.

Selama pelaksanaan PJJ, guru juga berupaya membangun komunikasi yang baik dengan orang tua agar mengerti kesulitan yang mereka hadapi selama mendampingi anak di rumah serta menawarkan berbagai solusi yang dapat dilakukan. Salah satu solusi yang juga ditawarkan sekolah yakni dengan memberikan project box activity yang berisi kegiatan-kegiatan yang dapat di lakukan anak-anak di luar pembelajaran daring.

“Kami memberikan ruang bagi anak-anak, tidak wajib, tidak harus mereka melakukan pembelajaran daring seperti teman-teman yang lain karena kami percaya setiap anak itu berbeda. Jadi pendekatannya pun juga harus berbeda, begitu juga dengan kondisi orang tua di rumah,” tandasnya. (OL-7)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Ghani Nurcahyadi
Berita Lainnya