Headline

Dalam suratnya, Presiden AS Donald Trump menyatakan masih membuka ruang negosiasi.

Fokus

Tidak semua efek samping yang timbul dari sebuah tindakan medis langsung berhubungan dengan malapraktik.

Idul Fitri, Momen Kemenangan Lawan Pandemi Virus Korona

Antara
20/5/2020 22:35
Idul Fitri, Momen Kemenangan Lawan Pandemi Virus Korona
Tokoh muda Nahdlatul Ulama (NU) Dr Adnan Anwar MA.(Dok. Istimewa)

MOMENTUM Hari Kebangkitan Nasional dan Hari Raya Idul Fitri ini patut menjadi semangat bangsa ini untuk meraih kemenangan melewati berbagai persoalan termasuk pandemi virus korona atau covid-19. Demikian dilontarkan tokoh muda Nahdlatul Ulama (NU) Dr Adnan Anwar MA.

Adnan mengatakan jika dibandingkan dengan negara-negara lainnya, secara umum Indonesia masih lebih baik, sehingga masyarakat bangsa ini patut bersyukur, karena didukung budaya saling tolong menolong dan bergotong royong untuk membantu antarsesama warga negara.

“Karena itu marilah kita sesama warga bangsa ini untuk saling tolong-menolong, saling membantu. Kita lihat di luar banyak kelompok masyarakat yang mengambil inisiatif untuk memberikan bantuan baik yang bersifat masif maupun partikular terhadap kelompok-kelompok masyarakat yang rentan terhadap covid-19 ini. Dan ini sangat luar biasa solidaritas ini,” ujarnya di Jakarta, Rabu (21/5).

Adnan menyampaikan bahwa ini semua merupakan bukti bahwa bangsa Indonesia adalah bangsa yang ‘terlatih’ menghadapi bencana dan tidak cengeng.

Mantan Wakil Sekretaris Jenderal PBNU itu menambahkan, solidaritas sesama warga negara masih ada dan masih cukup kuat.

"Sehingga kita masih optimistisbbahwa bangsa kita masih punya social capital yang kuat, terutama untuk menolong sesama tanpa memandang suku, agama, ras, dan adat istiadatnya,” kata​​​​​nya.​


Baca juga:  Momen Harkitnas 2020 Jadi Pendorong Optimisme Hadapi Normal Baru


Adnan mengatakan bahwa pandemi yang terjadi pada momen puasa Ramadan, Harkitnas dan Hari Raya Idul Fitri ini pada hakikatnya ialah kembali kepada keluarga inti, yakni pada orangtua maupun anak kita, yang mana mungkin setelah sekian tahun yang lalu banyak dilupakan.

“Kekuatan endogen dari keluarga inti, yakni keluarga yang menyatu kembali seperti jaman-jaman dahulu. Keluarga yang kokoh itu menjadi pilar dari kokohnya agama dan kokohnya negara. Ini yang saya lihat dari peristiwa covid-19 ini dengan tiga peristiwa itu memiliki efek yang sangat luar biasa. Bahwa kerekatan keluarga itu telah terjadi lagi, setelah cukup lama agak renggang karena mengalami problem modernisasi dan globalisasi,” tutur Adnan.

Selain itu, pria yang juga menjadi Instruktur Pendidikan Kader Penggerak NU (PKPNU) Nasional ini menyebutkan bahwa pandemi covid-19 telah menjadi pembelajaran yang luar biasa bagi bangsa Indonesia. Pembelajarannya itu sendiri ada dua, yakni dari aspek negara dan pemerintah.

“Di mana hal-hal pokok yang sifatnya fondasi saya kira tidak boleh ditinggalkan oleh pemerintah. Contohnya soal ketahanan pangan, kemudian manufaktur industri dalam negeri tentunya ini menjadi hal yang harus dipikirkan, karena ini merupakan bagian dari pondasi kita,” terang pria yang pernah menjadi peneliti di Lembaga Penelitian, Pendidikan dan Penerangan Ekonomi dan Sosial (LP3ES) itu.

Adnan juga mengatakan bahwa pemerintah saat ini telah merespons hal itu dengan membuat kebijakan diversifikasi pangan yang telah dikeluarkan Peraturan Presiden (Perpres)-nya.

“Untungnya pemerintah sudah meresponsnya termasuk kebijakan soal diversifikasi pangan, di mana pangan itu tidak sekadar padi, tetapi bermacam-macam seperti ubi yang sudah keluar Perpres-nya yang saya kira sangat bagus itu untuk bangsa kita,” ujarnya. (OL-15)
 



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Msyaifullah
Berita Lainnya