Headline

Buruknya komunikasi picu masalah yang sebetulnya bisa dihindari.

Fokus

Pemprov DKI Jakarta berupaya agar seni dan tradisi Betawi tetap tumbuh dan hidup.

WNI Repatriasi Keluhan Wisma Atlet, Ini Respons Kogasgab

Mediaindonesia.com
20/5/2020 14:45
WNI Repatriasi Keluhan Wisma Atlet, Ini Respons Kogasgab
RSD Wisma Atlet Kemayoran(MI/Vicky Gustiawan)

ATURAN yang telah dikeluarkan Pemerintah dalam penanganan Covid-19, seluruh Warga Negara Indonesia yang baru tiba dari luar negeri harus menjalani masa karantina. Salah satu tempat yang ditunjuk untuk karantina tersebut adalah di Wisma Atlet. Belakangan ini muncul tulisan mengenai keluhan warga mengenai kondisi penanganan di Wisma Atlet, yang kemudian tersebar di media sosial maupun media massa.

Tulisan tersebut disampaikan oleh Kunaifi, seorang kandidat doktor yang terpaksa pulang ke Indonesia di tengah pandemi bersama istri dan dua anak karena visa dan beasiswa-nya yang hampir habis di Universitas Twente, Belanda. Dia menyampaikan kondisi saat masuk ke Gedung C2 Wisma Atlet Kemayoran pada hari Sabtu tanggal 16 Mei 2020 bahwa social distancing tidak terlaksana sama sekali, adanya antrean untuk mengambil makan karena porsi makan sedikit, antrean di lift, dan kurangnya kejelasan mengenai penerapan aturan atau protokol kesehatan.

Baca juga: Presiden Luncurkan 55 Produk untuk Covid-19 Karya Anak Negeri

Menanggapi hal tersebut, Wakil Panglima Komando Tugas Gabungan Terpadu (Kogasgabpad) RS Darurat Wisma Atlet Brigjen TNI M. Saleh menyampaikan informasi bahwa Kunaifi beserta keluarganya masuk dalam rombongan gelombang pertama ke Tower 9 Wisma Atlet Pademangan, kondisinya baru awal dibuka. 

“Kami perlu jelaskan bahwa Tower 9 atau Blok C2 ini adalah wisma karantina untuk repatriasi, jadi bukan termasuk RS Darurat Wisma Atlet”, jelasnya, Selasa (19/5).

Saleh mengatakan, saat kondisi awal Tower 9 Wisma Atlet baru dibuka, memang kesiapannya belum maksimal dimana gedung dan fasilitasnya belum siap 100%, petugas dari TNI, dari KKP (Kantor Kesehatan Pelabuhan) maupun dari instansi terkait pun masih sangat terbatas. 

"Tower 9 baru disiapkan 2 hari sebelumnya, yaitu tanggal 14 Mei 2020 atas hasil keputusan Presiden pada Ratas Repatriasi WNI. Namun pada saat itu jumlah WNI repatriasi yang masuk jumlahnya sangat banyak, bahkan pada satu hari itu saja yang masuk mencapai lebih dari 1.000 orang”, tambahnya.

Menurutnya, Tower 9 Wisma Atlet ini memang menjadi salah satu tempat yang disiapkan Pemerintah untuk menampung para WNI repatriasi yang baru kembali dari luar negeri baik dari Anak Buah Kapal (ABK), Pekerja Migran Indonesia (PMI) dan juga mahasiswa yang terus berdatangan dari bandara Soekarno Hatta. Belum sampai seminggu dioperasionalkan, saat ini, sambung dia, setidaknya terdapat sebanyak 2.158 warga yang sudah masuk dan sedang menjalani karantina di Tower 9 Wisma Atlet.

Namun seiring dengan berjalannya waktu sambil menangani warga yang sedang menjalani karantina, upaya-upaya untuk memperbaiki kondisi terus dilakukan. Untuk kondisi sekarang banyak fasilitas yang secara bertahap sudah dipenuhi sehingga menunjang perbaikan sistem dan manajemen. 

“Kondisi sekarang sudah jauh berbeda. Sejak diterima saat pendaftaran, saat pemeriksaan, menjalani masa karantina sampai sembuh dan dinyatakan bisa meninggalkan Wisma Atlet, sudah dapat berjalan dengan baik”, ungkapnya. 

Atas tulisan keluhan penghuni Wisma Atlet yang viral tersebut, pihaknya  tetap menyampaikan apresiasi dan ucapan terima kasih. Ia juga meminta kerja sama dari para WNI repatriasi yang baru masuk ke dalam Tower 9 Wisma Atlet agar dengan penuh kesadaran mematuhi aturan protokol kesehatan walaupun tanpa diperintah. 

"Saya mengimbau walaupun tanpa ada tulisan atau pengawasan petugas, siapapun sadar untuk menerapkan protokol kesehatan seperti menggunakan masker, menjaga jarak, mencuci tangan dan menjaga kebersihan”,  tutupnya. (OL-6)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Astri Novaria
Berita Lainnya