Headline

DPR klaim proses penjaringan calon tunggal hakim MK usulan dewan dilakukan transparan.

1.200 Lebih Bencana Terjadi sejak Awal 2020

Ferdian Ananda Majni
09/5/2020 08:03
1.200 Lebih Bencana Terjadi sejak Awal 2020
Warga melintas di jalan yang tergenang banjir di Desa Neusu, Banda Aceh, Aceh.(ANTARA/Irwansyah Putra)

BADAN Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) mencatat lebih dari 1.200 bencana terjadi sejak awal tahun hingga awal Mei 2020. Kejadian bencana masih didominasi bencana hidrometeorologi, seperti banjir, tanah longsor, dan puting beliung.

Data BNPB per Jumat (8/5) menyebutkan 172 orang meninggal akibat bencana yang terjadi.

Kepala Pusat Data, Informasi dan Komunikasi Kebencanaan BNPB Raditya Jati mengatakan pihaknya mengidentifikasi lebih dari 99% kejadian bencana merupakan bencana hidrometeorologi.

Bencana yang paling dominan yaitu banjir dengan jumlah kejadian 457 kali, puting beliung 359, tanah longsor 275 dan gelombang pasang atau abrasi 2.

Baca juga: Titik Panas Turun Signifikan

Di samping itu, kategori bencana hidrometeorologi lain yang jumlahnya tinggi yaitu kebakaran hutan dan lahan (karhutla), 119 kali.

"Total kejadian bencana berjumlah 1.221. Di samping bencana tersebut, BNPB mencatat juga bencana lain seperti letusan gunung api 3 kali dan gempa bumi 5. Jumlah kejadian bencana ini di luar bencana nonalam, yaitu pandemi covid-19," kata Raditya dalam keterangan tertulis, Sabtu (9/5).

Sementara itu, sejumlah bencana itu mengakibatkan dampak korban jiwa dan kerusakan. Korban luka-luka sebanyak 235 orang dan mengungsi 1,97 juta. Kerusakan berupa rumah mencapai 17.105 unit, sedangkan infrastruktur lain seperti fasilitas pendidikan 327 unit, peribadatan 394, kesehatan 32, perkantoran 58 dan jembatan 172 unit.

"Bencana banjir merupakan kejadian yang paling banyak memakan korban meninggal dunia, dengan jumlah 120 orang, sedangkan tanah longsor 46 dan puting beliung 5. Banjir juga menyebabkan sebagian besar warga harus mengungsi, dengan jumlah 1.951.412 orang," sebutnya.

Memasuki bulan kelima ini, kata Raditya, musim kemarau termonitor di sebagian besar wilayah Indonesia. Meskipun bencana banjir dan longsor masih terjadi.

"Terakhir seperti banjir di enam desa di wilayah Banda Aceh," paparnya.

BMKG melaporkan puncak musim kemarau pada Agustus 2020. Diprakirakan kondisi hujan normal pada musim kemarau, sedangkan selama kemarau perlu mendapatkan perhatian terhadap potensi karhutla dan kekeringan.

Kepala Bidang Prediksi dan Peringatan Dini Cuaca BMKG Miming Saepudin mengatakan daerah rawan karhutla di Pulau Sumatra, seperti Riau, Jambi dan Sumatra Selatan.

Berdasarkan analisis BMKG, wilayah tersebut diprakirakan akan mendapatkan curah hujan menengah sampai rendah pada Juni–September 2020.

Daerah rawan karhutla di Pulau Kalimantan meliputi Kalimantan Barat, Kalimantan Tengah dan Kalimantan Selatan.

"Wilayah-wilayah ini akan mendapatkan curah hujan menengah hingga rendah pada bulan Agustus dan September 2020," pungkasnya. (OL-1)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Berita Lainnya