Headline

RI dan Uni Eropa menyepakati seluruh poin perjanjian

Fokus

Indonesia memiliki banyak potensi dan kekuatan sebagai daya tawar dalam negosiasi.

Umat Islam Jaga Solidaritas Sosial

Syarief Oebaidillah
22/4/2020 05:50
Umat Islam Jaga Solidaritas Sosial
Abdul Muti, Sekretaris Umum PP Muhammadiyah.(MI/ROMMY PUJIANTO )

DI tengah pandemi covid-19 yang berdampak pada aspek kehidupan masyarakat, kehadiran Ramadan 1441 H menjadi momentum untuk meningkatkan iman, takwa, serta solidaritas sosial.

“Selain ibadah yang bersifat mahdlah (individual), ibadah sosial dalam berbagai bentuk perlu ditingkatkan,” kata Sekretaris Umum PP Muhammadiyah Abdul Muti menjawab Media Indonesia, kemarin.

Muhammadiyah sendiri telah menetapkan ibadah puasa Ramadan 1441 H jatuh pada Jumat (24/4). Untuk itu, Kementerian Agama dijadwalkan menggelar sidang isbat pada Kamis (23/4). Diperkirakan, tahun ini jadwal puasa 1 Ramadan akan sama, yakni pada Jumat, 24 April.

Abdul Muti melanjutkan bahwa ibadah sosial yang sangat penting ialah bersedekah. “Selama Ramadan, Rasulullah SAW memperbanyak sedekah. Pembagian sedekah bisa berupa kebutuhan pokok atau uang yang disalurkan melalui lembaga-lembaga amil zakat,” ujarnya.

Terkait ibadah Ramadan lain, khususnya salat Tarawih, Abdul Muti mengimbau sebaiknya dilaksanakan di rumah agar terhindar dari hal-hal yang tidak diinginkan, terutama penularan virus korona.

Walaupun dianjurkan, salat Tarawih hukumnya sunah dan boleh dilaksanakan di rumah. “Dalam sejarah, Rasulullah saw mengerjakan Tarawih berjemaah di masjid hanya dua kali. Selebihnya, beliau melaksanakan di rumah. Salat di rumah lebih aman dan juga sesuai dengan syariat. Jadi, tidak ada masalah,” cetusnya.

Dia mengimbau masyarakat agar saling menghormati perbedaan dan menjaga persatuan bangsa. Selama Ramadan, umat Islam meninggalkan hal-hal yang tidak berguna yang dapat membatalkan dan merusak kesempurnaan puasa. “Kami mengimbau kepada umat Islam untuk menunaikan ibadah Ramadan dengan ikhlas, khusyuk, dan sesuai dengan tuntutan agama, “ pungkasnya.

Sebelumnya,  Nahdlatul Ulama (NU) menyatakan bahwa pandemi korona bukan alasan yang dibenarkan agama untuk menggugurkan kewajiban puasa Ramadan. “Mari gunakan Ramadan sebagai sarana untuk meningkatkan kualitas penghambaan dan pengabdi­an agar kesalehan individual makin membaik dan kesalehan sosial nyata dirasakan umat manusia,” ujar Humas Pengurus Besar Nadhlatul Ulama, Robikin Emhas.

Sama sempurna

Imbauan yang sama juga disampaikan ulama terkemuka Syekh Ali Jaber, kemarin. Ia mengajak umat Islam untuk menyempurnakan ibadahnya meski harus dilakukan di rumah.

“Kita upayakan menyempurnakan ibadah. Saat ini memang kehilangan kesempatan menyempurnakan untuk berjemaah dan ke masjid, tetapi jika menjadi musafir dan ada uzur, nilai pahala sama sempurnanya di sisi Allah,” katanya.

Tokoh agama kelahiran Madinah, Arab Saudi, itu mengatakan dalam kondisi pandemi covid-19 saat ini, ibadah di rumah memiliki keutamaan dan kesempurnaan yang sama dengan di masjid. “Aktivitas di rumah sungguh nikmat. Kita bisa jadikan nikmat beribadah di rumah, seperti puasa, buka bersama, Tarawih bersama keluarga, dan sebagainya.”

Menurut dia, di balik banyaknya kekurangan dan kehilangan akibat covid-19, sejatinya virus korona akan berlalu dengan usaha dan doa. Bermunajat kepada Allah harus terus dilakukan meski dari rumah masing-masing. (Ant/H-1)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Berita Lainnya
Opini
Kolom Pakar
BenihBaik