Headline
RI dan Uni Eropa menyepakati seluruh poin perjanjian
Indonesia memiliki banyak potensi dan kekuatan sebagai daya tawar dalam negosiasi.
MAHASISWA Program Studi Kesejahteraan Sosial Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia (FISIP UI) Javas Rizqi Ramadhan memilih menjadi relawan untuk membantu tenaga medis di Rumah Sakit UI (RSUI), Depok, Jawa Barat.
Sejak 1 April, dia ditempatkan di unit Health Care Assistant (HCA) RSUI untuk membantu para perawat dalam menangani pasien korona atau covid-19.
"Ilmu Kesejahteraan Sosial yang selama ini saya tempuh semasa kuliah menjadi pendorong untuk bisa turun menjadi volunter. Praktik kesejahteraan sosial yang menekankan empati dalam setiap penyelesaian permasalahan, menguatkan saya untuk bisa turun langsung menjadi relawan," katanya dalam keterangan yang diterima Media Indonesia.
Javas menjalani tanggung jawab menjadi relawan sebanyak 4-5 hari dalam seminggu. Setiap hari ia memperoleh satu sif (6-7 jam per hari).
Sejumlah pekerjaan dijalankan Javas di antaranya membantu perawat mengambil resep obat ke unit farmasi, mengantarkan sampel darah ke unit laboratorium, menyiapkan Alat Pelindung Diri (APD) bagi para tenaga medis, dan menyiapkan pakaian bagi para tenaga medis yang bertugas di unit HCA covid-19.
"Pekerjaan yang dipercayakan kepada saya merupakan jenis pekerjaan yang tidak membutuhkan kompetensi khusus di bidang kesehatan sehingga tidak ada kendala yang berarti. Pekerjaan ini cukup menguras tenaga karena tugas yang dilakukan cukup berat sehingga kita harus mampu mengatur waktu untuk beristirahat dengan cukup dan mempersiapkan kondisi fisik yang prima."
Pria berusia 21 tahun ini mengungkapkan pengalaman menggunakan APD lengkap adalah momen yang takkan pernah ia lupakan. "Ketika saya menggunakan APD, cukup meletihkan. Karena saya tidak bisa bernafas secara leluasa, harus menahan buang air, menahan tidak makan dan minum untuk waktu yang cukup lama," katanya.
Saat menyenangkan baginya adalah ketika memperoleh banyak dukungan, mulai dari keluarga, teman kelompok kuliah, para dosen, tim Kemahasiswaan FISIP UI, Ketua Departemen Ilmu Kesejahteraan Sosial, hingga Dekan FISIP UI.
Dengan statusnya yang masih mahasiswa, Javas menyebutkan RSUI mengizinkan untuk melakukan penyesuaian jadwal menjadi relawan dengan jadwal kuliah. "Di awal, membagi diri untuk mengerjakan tugas dan relawan terasa cukup berat. Lambat laun saya mulai membiasakan untuk mengefektifkan seluang apapun waktu yang saya miliki untuk menyelesaikan tugas-tugas kuliah," kata mahasiswa semester enam itu.
Baca juga: Testimoni Mahasiswa UI: Jadi Relawan sebagai Panggilan Negara
Ia menambahkan rasa kemanusiaannya terpanggil melihat kondisi terbatasnya tenaga medis, sehingga dengan bergabung menjadi relawan, ia berharap bisa berkontribusi terhadap permasalahan tersebut.
"Saya juga sangat terinspirasi atas ajaran agama yang menyebutkan bahwa menyelamatkan satu orang manusia sama seperti menyelamatkan seluruh manusia. Terlebih suport yang diberikan dari orangtua di kampung yang mendukung saya untuk bisa berkontribusi di tengah wabah korona, menjadi motivasi yang tak ternilai," ujarnya.
Javas berharap agar masyarakat dapat berkontribusi sesuai dengan kemampuan masing-masing, baik menjadi relawan, atau memberikan donasi, atau cukup dengan menaati pemerintah seperti berdiam diri di rumah, menggunakan masker jika terpaksa harus keluar rumah, dan tidak mudik.
Javas juga berharap agar masyarakat dapat menciptakan suasana kondusif di tengah pandemi covid-19 dengan mencegah penyebaran kabar hoaks serta stop memberikan stigma negatif terhadap tenaga medis. (X-15)
Nimbus berada pada kategori VUM, artinya sedang diamati karena lonjakan kasus di beberapa wilayah, namun belum menunjukkan bukti membahayakan secara signifikan.
KEPALA Dinas Kesehatan Provinsi Sulawesi Selatan Ishaq Iskanda, Sabtu (21/6) mengatakan Tim Terpadu Dinas Kesehatan Sulawesi Selatan (Sulsel) menemukan satu kasus suspek Covid-19.
Peneliti temukan antibodi mini dari llama yang efektif melawan berbagai varian SARS-CoV, termasuk Covid-19.
HASIL swab antigen 11 jemaah Haji yang mengalami sakit pada saat tiba di Asrama Haji Sukolilo Surabaya, menunjukkan hasil negatif covid-19
jemaah haji Indonesia untuk meningkatkan kewaspadaan terhadap gejala penyakit pascahaji. Terlebih, saat ini ada kenaikan kasus Covid-19.
Untuk mewaspadai penyebaran covid-19, bagi jamaah yang sedang batuk-pilek sejak di Tanah Suci hingga pulang ke Indonesia, jangan lupa pakai masker.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved