Headline
Senjata ketiga pemerataan kesejahteraan diluncurkan.
Tarif impor 19% membuat harga barang Indonesia jadi lebih mahal di AS.
PERAWAT di Rumah Sakit Penyakit Infeksi (RSPI) Sulianti Saroso, Nurdiansyah, mengaku sempat mendapatkan pelatihan perawatan penyakit infeksius sindrom pernapasan Timur Tengah (MERS-Cov). Setelahnya, dia dapat terjun menangani pasien virus korona (covid-19).
Pelatihan itu dilaksanakan pada akhir tahun lalu, sebelum kasus covid-19 mewabah di Tanah Air. "Kita memang ada training dulu. Itu persiapan kalau ada MERS-CoV. Kita tidak tahu untuk persiapan (covid-19). Karena di awal Desember covid-19 belum masuk Indonesia," ujar Nurdiansyah saat berbagi pengalaman di Graha BNPB, Minggu (19/4).
Baca juga: Kasus Covid-19, Pasien Sembuh Bertambah Jadi 686 Orang
Perawat yang menangani kasus HIV/AIDS selama satu setengah tahun di RSPI, mengatakan pelatihan itu dilakukan untuk menyegarkan kembali ingatan terkait pengendalian dan pencegahan infeksi.
Sebelum kasus covid-19 muncul di Indonesia, para perawat sudah menangani pasien dengan penyakit wabah MERS-CoV, flu burung dan difteri, yang cara penanganan dan penyembuhannya sama.
Nurdiansyah menuturkan setelah kasus covid-19 terdeteksi di Indonesia, semua ruangan di rumah sakit berubah menjadi ruangan isolasi. "Di awal Maret, kita dibagi beberapa ruangan. Akhirnya saya masuk ke menangani pasien covid-19. Karena memang sudah menjadi rujukan pasien covid-19 ," kisah Nurdiansyah.
Baca juga: Masyarakat Diminta Dukung Tenaga Medis Covid-19
Tentunya dalam penanganan pasien, para perawat RSPI menggunakan alat pelindung diri (APD) lengkap. Mulai dari sepatu boots, baju "coverall," kacamata pelindung, masker N95, visor hingga dalaman baju "scrub nurse", agar tidak terinfeksi virus.
Nurdiansyah berpesan tidak hanya kepada pemerintah namun juga seluruh lapisan masyarakat, agar aktif melakukan pencegahan covid-19. Masyarakat juga diminta mengikuti anjuran dan aturan yang sudah ditetapkan.
"Tolong lakukan pencegahan. Satu-satunya solusi covid-19 adalah pencegahan. Jadilah garda terdepan, karena garda terdepan adalah masyarakat yang artinya kita semua," tutupnya.(OL-11)
DPRD : RSUD tidak Boleh Menolak Pasien BPJS Kesehatan
Puskesmas dibuka selama 24 jam ini, agar masyarakat yang mengalami sakit tiba-tiba bisa segera terlayani,
BELAKANGAN ini publik dihebohkan oleh sejumlah kasus pelecehan seksual.
Ketua KKI Arianti Anaya meminta masyarakat tidak ragu melapor apabila mengalami atau mengetahui tindakan pelecehan seksual yang dilakukan tenaga medis atasu kesehatan
Sebuah analisis audio forensik mengungkap pasukan Israel menembakkan lebih dari 100 peluru ke arah konvoi petugas darurat di Gaza, dengan tembakan berasal dari jarak sedekat 12 meter.
Layanan Home Care memungkinkan tenaga kesehatan untuk standby dan merawat pasien selama 24 jam di lokasi pasien, sementara Home Visit memungkinkan tenaga kesehatan untuk datang berkunjung.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved