Bukan RS Darurat, PMI Bangun Gudang Logistik Covid-19

HUMAS Palang Merah Indonesia (PMI) Pusat Aulia Arriani menampik ada pembangunan rumah sakit darurat untuk menanggulangi pandemi covid 19.

"Bukan rumah sakit, tapi gudang logistik bantuan untuk Covid-19. PMI tidak berwenang dalam penanganan medis," kata Aulia saat dikonfirmasi, Jakarta, Selasa (24/3).

Baca juga: Lawan Covid-19, Pemprov DKI Siapkan Rp 130 Miliar

Pernyataan Aulia meluruskan pernyataan dari Kepala Dinas Bina Marga DKI Jakarta yang menyebut pihaknya sudah menyiapkan lahan untuk Rumah Sakit Darurat, Karantina dan Gudang Penanganan Covid-19 di Markas Palang Merah Indonesia di Jl. Gatot Subroto, Jakarta Selatan.

Menurut Aulia, PMI akan menambah gudang logistik tambahan yang dipersiapkan untuk menyimpan logistik terkait dengan penanganan Covid-19.

Ketua Umum PMI Jusuf Kalla secara langsung meninjau pembangunan Gudang Logistik tambahan yang berada di Jl. Gatot Subroto Kav. 94, Jakarta Selatan, Kamis (19/03) lalu.

Dalam kunjungannya, JK mengatakan, gudang ini dipersiapkan untuk menambah logistic terkait dengan penanganan Covid-19.

“Nantinya akan dibangun 3 buang Gudang weight Hall berukuran 10 x 32 Meter sebanyak 3 buah, yang nantinya akan digunakan untuk menyimpan peralatan semprot, cairan disinfektan, sarung tangan, sepatu bot, kacamata google serta masker dan baju steril.” kata JK dalam keterangan resminya.

Selain membangun gudang logistik, PMI juga akan membuat 3 ruang kerja berukuruan 10 x 24 Meter untuk memantau stok logistik serta pendistribusiannya. 

Baca juga: Antrean Panjang di Wisma Atlet, BUMN Minta Masyarakat Memaklumi

“Selain gudang, PMI juga akan membuat kantor kecil untuk memantau stok gudang secara menyeluruh nantinya untuk memudahkan keluar masuk barang atau distribusinya,” ujar JK.

Gudang ini dibuat untuk memudahkan PMI dalam membantu upaya pemeintah dalam menghadapi Virus Corona. Saat ini PMI sudah memiliki 6 Gudang Regional yang tersebar di Padang (Sumatera Barat), Serang (Banten), Gresik (Jawa Timur), Semarang (Jawa Tengah), Banjarmasin (Kalimantan Selatan) dan Makassar (Sulawesi Selatan). (OL-6)