Headline

. AS kembali memundurkan waktu pemberlakuan tarif resiprokal menjadi 1 Agustus.

Fokus

Penurunan permukaan tanah di Jakarta terus menjadi ancaman serius.

Saudi Diminta Beri RI Pengecualian

Emir Chairullah
29/2/2020 09:00
Saudi Diminta Beri RI Pengecualian
Wapres KH Ma'ruf Amin.(MI/ADAM DWI)

PEMERINTAH RI meminta Arab Saudi memberikan pengecualian kepada jemaah Indonesia untuk berangkat umrah. Pasalnya, Indonesia saat ini dianggap masih menjadi negara yang bebas dari wabah virus korona baru atau covid-19.

"Tentu mereka (KBRI) mengusahakan, tetapi seluruhnya itu pada kedaulatan Saudi dan kita tak akan mengintervensi," kata Wakil Presiden Ma'ruf Amin di Kantor Wapres, Jakarta, kemarin.

Wapres menyebutkan, walaupun terus bernegosiasi, pemerintah akan tetap menghormati apa pun keputusan pemerintah Saudi. Meski begitu, Wapres meyakini pemerintah Saudi tidak akan mengusir jemaah umrah yang telanjur ada di sana. "Kalau yang sudah di sana, saya kira itu bisa menyelesaikan umrah."

Ma'ruf menyebutkan, selain jemaah, banyak pihak mendapatkan kerugian akibat wabah covid-19. "Sekarang ini negara mendapatkan kerugian. Tentu dampaknya terhadap pengusaha dan biro-biro perjalanan. Bahkan ada negara yang surplus, sekarang minus. Itu karena pengaruh virus korona," ujarnya.

Karena itu, masih menurut Wapres, Indonesia terus menunggu konfirmasi dari otoritas Arab Saudi yang mengeluarkan kebijakan penghentian sementara pemberian visa untuk ibadah umrah dari berbagai negara.

Menurut Wapres, pemerintah masih mengupayakan negosiasi dan menunggu konfirmasi dari pemerintah Arab Saudi agar WNI tetap dapat melakukan ibadah umrah.

Selama belum ada keputusan mengenai status Indonesia terkait dengan umrah, menurut Wapres, WNI yang sudah ada di Arab Saudi dapat melanjutkan ibadah mereka. Pihak Kedutaan Besar Republik Indonesia untuk Arab Saudi tengah mengurus hal tersebut.

 

Tujuh penerbangan

Kementerian Agama menyatakan hingga Kamis (27/2) sebanyak tujuh penerbangan yang membawa jemaah umrah Indonesia sudah mendarat di Arab Saudi. Empat penerbangan mendarat di Jeddah dan tiga lainnya di Madinah. Konsul Haji KJRI Jeddah, Endang Jumali, mengatakan bahwa mereka bisa menjalani proses imigrasi dan diizinkan ke Mekah untuk umrah dan ke Madinah untuk ziarah.

Ketujuh penerbangan jemaah umrah Indonesia yang sudah mendarat di Arab Saudi ialah Saudia Airlines SV 823 dengan 375 jemaah umrah, Lion Air JT 100 dengan 433 jemaah, Garuda Indonesia GA 980 dengan 171 jemaah, Saudia Airlines SV 817  dengan 297 jemaah, Lion Air JT 092 dengan 433 jemaah, Lion Air JT 084 dengan 433 jemaah, dan Saudia Airlines SV 3591 dengan 437 jemaah.

Sementara itu, Lion Air secara resmi menghentikan layanan penerbangan umrah ke Arab Saudi. Penghentian dimulai kemarin dari semua layanan penerbangan umrah di 13 kota keberangkatan sampai batas waktu yang belum ditetapkan.

Di lain pihak, Dirut Garuda Indonesia Irfan Setiaputra memastikan seluruh jemaah yang dibatalkan keberangkatannya dapat menjadwal ulang.

ANTARA FOTO/Sigid Kurniawan

Dirut Garuda Indonesia Irfan Setiaputra.

 

"Travel tidak kena beban, jemaah tidak kena beban. Kan bukan salah dia di-reschedule. Mereka tetap mau umrah, kapan punlah (berangkat umrah)." (Ind/Ata/Aiw/Hld/X-6)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Riky Wismiron
Berita Lainnya
Opini
Kolom Pakar
BenihBaik